klikkalimantan.com, MARTAPURA – Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Kabupaten Banjar pastikan upaya recovery sektor pertanian yang terdampak banjir besar pada Desember 2020 – Januari 2021 lalu, telah berhasil.
Kabar gembira ini diungkapkan Nurul Chatimah selaku Kepala Bidang (Kabid) TPH Kabupaten Banjar kepada sejumlah awak media, Kamis (9/12/2021) kemarin.
“Meskipun sektor pertanian kita sebelumnya terdampak banjir besar, namun ternyata tidak membuat hasil produksi sektor pertanian kita anjlok. Bisa dikatakan upaya recovery yang dilakukan berhasil,” ujarnya.
Fakta keberhasilan pemulihan kembali sektor pertanian tersebut, papar Nurul, dibuktikan dengan telah dilakukannya panen di lahan seluas 5.000 hektare untuk jenis bibit padi rawa, dan di lahan seluas 3.500 hektare untuk bibit padi hibrida, serta 200 hektare bibit padi khusus bantuan dari pemerintah pusat yang telah berhasil dipanen.
“Kalau ditotal, ada sekitar 55.500 hektare bantuan bibit padi dari pemerintah pusat yang telah berhasil dipanen. Sehingga, cadangan pangan kita pun surplus,” ucapnya.
Tak hanya itu, Nurul Chatimah pun memastikan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel sudah menyalurkan bantuan sekitar 80.000 bibit jeruk yang menjadi varietas unggulan dua kecamatan, yakni Kecamatan Astambul dan Sungai Tabuk yang terdampak banjir beberapa waktu lalu.
“Sebanyak 60.000 bibit jeruk disalurkan di Kecamatan Astambul dan 10.000 bibit jeruk di Kecamatan Sungai Tabuk. Sebenarnya, luasan tanaman jeruk yang terdampak banjir di Kecamatan Sungai Tabuk juga cukup luas, tapi tak seluas di Kecamatan Astambul,” katanya.
Atas dasar tersebutlah, lanjut Nurul Chatimah, Dinas TPH Kabupaten Banjar tetap berupaya mengusulkan kepada pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi. Agar petani tanaman holtikultura di Kecamatan Sungai Tabuk yang belum mendapat bantuan dapat diakomodir.
“Karena, saat bencana banjir mendera, usulan yang kita ajukan berdasarkan proposal yang meraka masukkan. Mudah-mudahan bantuan tersebut dapat direalisasikan, karena pemerintah provinsi pun sebenarnya tidak menjanjikan. Ini hanya upaya kita untuk membantu para petani kita,” tutupnya.(zai/klik)