Penyebab Kematian Sapi di Gunung Balai Masih Misteri

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
SAPI MATI - Sapi yang mati mendadak di Desa Gunung Balai, Kecamatan Astambul awal September lalu. Untungnya, sebelum meregang nyawa, sapi sempat disembelih untuk meminimalisir kerugian peternak. Foto: to/klik

Kadisbunak: Total Sapi Mati Mendadak 11 Ekor

KLIKKALIMANTAN.COM – Penyebab kematian mendadak 7 ekor sapi di Desa Gunung Balai, Kecamatan Astambul hingga kini masih misteri. Uji sampel darah Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kabupaten Banjar sekitar dua pekan lalu, belum diketahui hasilnya.

Dondit Bekti, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kabupaten Banjar mengatakan, pengambilan dan uji sampel dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian sapi yang dugaan awalnya karena terjangkit penyakit jembrana.

Namun menurut Dondit, hasil uji laboratorium besar kemungkinan negatif penyakit jembrana. Karena berdasarkan fakta di lokasi, dari 7 ekor sapi yang mati, hanya satu sapi jenis bali. “Penyakit jembrana hanya menyerang sapi jenis bali, tapi yang mati mendadak justru jenis sapi silangan silangan limousin,” kata Dondit, kemarin.

Begitu pula dengan kematian sapi karena keracunan, menurut Dondit kecil kemungkinan terdeteksi, karena sampel yang diuji di Balai Veteriner di Banjarbaru, bukan dari sapi yang mati mendadak. Namun begitu, ia menegarai, dugaan para peternak, sapi mati karena diracun, bisa jadi benar. Pasalnya, lanjut Dondit, sebelum mati sapi dalam kondisi sehat. “Dari keterangan sejumlah peternak dan ciri-ciri fisik, tidak menutup kemungkinan sapi mati karena diracun. Karena sebelum mati sapi dalam kondisi sehat,” ujarnya.

Mengetahui penyebab kematian sapi, kata Dondit, bergantung pada uji sampel rumen sapi yang juga mati mendadak di Desa Gunung Ulin, Kecamatan Mataraman awal pekan lalu. “Kejadiannya persis dengan kematian mendadak sapi di Desa Gunung Balai. Diharapkan dari uji sampel rumen sapi yang mati, diketahui penyebabnya. Termasuk kematian sapi di Desa Gunung Balai yang jarak antar kedua desa tak seberapa jauh,” kata Dondit sembari menyebutkan hasil uji sampel baru akan ada satu hingga dua pekan.

BACA JUGA :
Jelang Penilaian Kinerja Aksi Pencegahan Stunting, Ini Persiapan Dilakukan

Diakuinya, kematian mendadak sapi menjadi teror bagi para peternak. Karena itu ia mengaku telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian di Polsek Astambul dan Mataraman sebagai antisipasi jika dugaan sapi mati karena diracun benar.

Menurutnya pula, kejadian serupa juga pernah terjadi di wilayah Kecamatan Pengaron bertahun-tahun lalu. Motifnya, murni bisnis agar harga sapi di tingkat peternak anjlok. “Melihat fakta di lapangan, kematian sapi di Desa Gunung Balai dan Gunung Ulin sama dengan kejadian sama dengan yang dulu terjadi di Pengaron,”kata Dondit.

ika tidak segera diketahui penyebabnya, bukan tidak mungkin kejadian sapi mati mendadak masih akan terjadi. Termasuk di Desa Gunung Ulin, total sapi yang mati mendadak menjadi 11 ekor. “Satu ekor di akhir 2017, 2 ekor di Januari 2018. Sisanya sapi mati di dua bulan terakhir ini,” pungkasnya. (to/klik)

Scroll to Top