Warga Menduga, Bencana Banjir Disebabkan Hutan Gundul dan Aktivitas Pertambangan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Masyarakat menilai pemicu bencana banjir di Kabupaten Banjar akibat hutan gundul tanpa reboisasi, dan aktivitas pertambangan yang kian marak tanpa reklamasi.

klikkalimantan.com, MARTAPURA – Warga Kelurahan Keraton, Kecamatan Martapura, menyebut pemicu bencana banjir yang kembali mendera Kabupaten Banjar akibat hutan gundul tanpa reboisasi, dan aktivitas pertambangan tanpa reklamasi.

Dugaan tersebut diungkapkan Ketua RT24 Kelurahan Keraton, Heru Purnomo, yang menyebut dalam 3 tahun terakhir sejumlah wilayah di Kabupaten Banjar kerap didera bencana banjir. Termasuk bencana banjir kali ini yang kembali merendam sejumlah desa di 7 kecamatan, yakni Kecamatan Martapura, Martapura Timur, Martapura Barat, Cintapuri Darussalam, Astambul, Sungai Tabuk dan Kecamatan Gambut.

“Banjir yang terjadi saat ini tidak hanya karena faktor tingginya intesitas curah hujan atau perubahan ektrem cuaca saja. Tapi juga ada faktor penggundulan hutan dan aktivitas pertambangan yang terjadi di bagian hulu,” katanya, Selasa (22/3/2022).

Akibatnya, papar Heru yang sudah menetap selama 30 tahun di Kabupaten Banjar, air hujan dari daerah hulu turun tanpa penyaringan, sebab hutan telah gundul tanpa reboisasi.

“Sehingga Sungai Martapura tak mampu menampung debit air tersebut. Intinya, bencana banjir ini terjadi karena kerusakan ekosistem alam di bagian hulu sana. Kami berharap pemerintah dapat melakukan reklamasi, menutup kembali lubang-lubang tambang yang terbuka,” harapnya.(zai/klik)

 

BACA JUGA :
Relawan BMI Datangi Warga Paling Terdampak, Bawa Popok Hingga Susu
Scroll to Top