KLIKKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – SMPN 11 Banjarbaru yang berada di Jalan Golf, Landasan Ulin Banjarbaru kini menjadi sekolah berprestasi nasional dengan memiliki 778 siswa, padahal sebelumnya sekolah ini hanya memiliki 11 murid saja dan termasuk dalam sekolah terpencil dan minim siswa.
Namun sekarang ini sekolah tersebut sudah bertransformasi menjadi sekolah yang berprestrasi nasional dan memiliki siswa yang banyak.
Semua itu tidak lepas dari peran kepala sekolah H Basriansyah, sebagai pendidik memang patut diacungi jempol. Di mana saja ia ditempatkan mengajar, selalu ada prestasi diraih, sehingga tak heran ia banyak disuka para guru.
“Sejak sekolah tersebut lingkungannya dikelilingi hutan, banyak rawa dan pohon galam. Menuju sekolah ini hanya berupa jalan setapak sepanjang 2 km. Guru cuma ada 6 orang dan anak-anak yang minat sekolah di sini hanya 11 orang,” ungkapnya.
Beberapa calon kepala sekolah tak ada yang mau ditempatkan di sini. Sudah lokasinya 5 Km dari jalan raya, akses jalan juga sulit.
Tahun pertama itu Basriansyah banyak melakukan penataan fisik sekolah. Tentunya tak lain agar sekolah ini diminati masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di sini.
“Selesai jam belajar, saya jarang langsung pulang, tapi ambil parang dan cangkul untuk membuat taman. Para guru yang masih sedikit itu juga tanggap dan respon untuk bekerjasama bekerja,” cerita Basriansyah.
Para murid setelah pulang, kemudian kembali lagi untuk membantu. Ini berlangsung hingga sore.
“Saat hari libur, saya tidak full istirahat. Melainkan menghabiskan sebagian hari libur untuk menata dan merapikan wajah sekolah,” paparnya
Misinya, menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat. Dan tahun ketiga diraih juara II sekolah sehat se-Kalsel.
Tahun keempat ada pengaspalan jalan yang memudahkan para murid ke sekolah. Melalui upaya Walikota Banjarbaru saat itu, Rudy Resnawan, banyak bantuan untuk membuat pagar, pengurukan, paving blok dan sebagainya.
Pada 2005 gelar juara 1 sekolah sehat tingkat provinsi Kalsel dan di nasional peringkat 9 dari ribuan SMP di tanah air.
Pada 2006 sekolah ini mewakili Kalsel pada lomba sekolah berwawasan lingkungan nasional dan meraih juara II. Sedangkan juara I adalah SMPN 1 Moro, Mojokerto dan Juara III adalah SMPN 4 Manado.
Kemudian dilakukan studi banding ke SMPN 1 Moro untuk mengetahui apa menjadi faktor sekolah itu meraih juara I ? Ternyata sekolah ini memang layak jadi juara I.
“Kami tiru apa saja yang bagus di sekolah tadi. Kami tanam pohon peneduh dengan bangku beton di bawahnyaa. Semua ruang juga dilengkapi wastafel,” bebernya.
Jadi sebagian besar hasil melihat atau studi banding, baik ke Moro, Makassar dan Malang.
Kemudian pada 2008 ada sosialisasi sekolah Adiwiyata se-Kalsel. Pihak kementerian menyatakan bahwa belum ada sekolah Adiwiyata di Kalsel, sementara di Kalteng sudah ada dua sekolah.
Saat penilaian Adiwiyata tingkat provinsi Kalsel pada 2009, sekolah ini meraih peringkat II, pada 2010 peringkat I dan 2011 menjadi calon Adiwiyata Nasional, akhirnya pada 2012 meraih prestasi Adiwiyata nasional.
“Pada 2015 kami mendapat Adiwiyata Mandiri dan berhak menerima tropi emas yang kemudian diacarakan di Istana Negara dam tropi diserahkan langsung oleh presiden Jokowi,” pungkasnya. (rul)