Klikkalimantan.com, BANJARBARU – Ketidakmaksimalan fungsi drainase yang ada di wilayah Kota Banjarbaru disimpulkan menjadi salah satu penyebab banjir yang melanda sebagian wilayah Kota Banjarbaru, Senin 4 Juli 2022.
Demikian kesimpulan yang diambil saat Pemko Banjarbaru mengadakan Rapat Koordinasi bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Camat-Lurah se-Kota Banjarbaru.
Dalam rakor ini, Pemko Banjarbaru menampung akar permasalahan yang menjadi penyebab di Kota Banjarbaru.
Dipimpin Mutia, Asisten 1 Pemko Banjarbaru, para Camat dan Lurah se Kota Banjarbaru diminta untuk mengevaluasi sebab akibat terjadinya banjir.
“Silahkan Camat dan Lurah yang wilayahnya terdampak, silahkan sampaikan hasil evaluasinya,” ungkap Mutia dalam Rakor, Selasa (5/7/2022).
Ia menyebutkan, bahwa kecamatan yang paling terdampak adalah Kecamatan Cempaka, Banjarbaru Selatan, dan Kecamatan Landasan Ulin.
Dedy Hariyadi Camat Cempaka menjelaskan, di Cempaka setiap tahunnya, langganan terdampak banjir. Terlebih lagi jika hujan lebat dengan waktu yang cukup lama, ditambah kondisi embung yang mengalami pendangkalan.
“Selain embung, kan memang di daerah Gunung Kupang itu ada aktivitas pertambangan galian c. Dari aktivitas itu, membawa material lumpur saat banjir sehingga air yang datang itu berwarna coklat,” jelas Dedy.
Lebih jelas ungkap Dedy, di beberapa titik Jalan Mistar Cokrokusumo, tidak terdapat drainase sehingga air meluber kemana -mana. Ia pun meminta kepada Pemko Banjarbaru, menambah bangunan embung untuk menampung aliran air dari perkantoran Provinsi Kalimantan Selatan.
Senada dengan Dedy, Taufiq Purwanto Camat Banjarbaru Selatan, juga menyampaikan hal yang sama penyebab terjadinya Banjir, beberapa wilayah di Banjarbaru Selatan.
“Di Banjarbaru Selatan sendiri, yang paling parah itu di Kemuning yaitu RT 4, RT 15, dan RT 19, karena rumah warga berada dekat dengan sungai dan berada di bawah siring sungai,” ungkap Taufiq.
Selain dekat dengan bantaran sungai, ada juga drainase yang pecah di Gang Keluarga yang menyebabkan air tidak lancar mengalir. Tak hanya drainase yang jebol, di RT 4 RW 5 siring sungai yang sempat dibuat jebol. Bahwa ada sungai yang belum terdapat siring, sehingga air meluber ke jalan.
Begitu juga dengan Kecamatan Banjarbaru Utara, yang paling terdampak dan mengalami kerugian besar adalah Kampung Iwak. Kurang lebih 56 peternakan ikan, di Kampung iwak mengalami kerugian.
Dari koordinasi ini, Mutia mengatakan bahwa masih banyak PR yang harus dikerjakan. Terutama masalah drainase, yang menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir.
“Silahkan nanti PUPR atau pun dinas-dinas terkait seperti Perkim, LH untuk saling berkoordinasi,” pungkasnya.(kus/klik)