klikkalimantan.com, MARTAPURA – Wakil Direktur (Wadir) Umum dan Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Zalecha, Wuri Lestari, pastikan plafond di ruang lobby utama yang ambruk segera dilakukan perbaikan.
Pernyataan tersebut diungkapkan Wuri Lestari usai menyambut kegiatan Inspeksi Mendadak (Sidak) Ketua DPRD Kabupaten Banjar, HM Rofiqi, bersama sejumlah anggota lainnya, tak terkecuali anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Banjar ke RSUD Ratu Zalecha Martapura, Senin (2/1/2023).
“Terkait ambruknya plafond di ruang lobby utama ini, laporannya kita terima pada 1 Januari 2023 sekitar pukul 07.00 Wita, dan langsung kita tindaklanjuti. Bahkan, Sufian Helmi selaku Kepala Bagian (Kabag) Tata Usaha (TU) RSUD Ratu Zalecha Martapura langsung menghubungi tukang untuk melakukan perbaikan,” ujarnya.
Infonya, lanjut Wuri Lestari, ambruknya plafond di ruang lobby utama disebabkan ada kucing saling kejar-kejaran, dan beban berbagai kabel, seperti kabel listrik.
“Sehingga membuat kait penyangga plafond lepas dan ambruk. Ditambah ada berbagai kabel yang tidak diikat, sehingga menjadi beban. Tapi, besok sudah dapat kita dilakukan pengerjaan perbaikan. Sebab, semua material yang diperlukan sudah dibeli,” katanya.
Apakah plafond di ruang lobby utama tersebut sebelumnya pernah dilakukan perbaikan?
Wuri Lestari mengaku tidak mengetahui, sebab sejak ia ditempatkan di RSUD Ratu Zalecha Martapura sebagai Kepala Sub Bagian (Kasubag) Kepegawaian pada 2017 lalu belum pernah melihat ada kegiatan rehabilitasi kondisi plafond di ruang lobby utama.
“Saya kurang tahu di tahun berapa terakhir dilakukan rehab. Sedangkan terkait lantai III yang tidak difungsikan, karena RSUD Ratu Zalecha Martapura sudah menerima laporan dari Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) Kabupaten Banjar, bahwa lantai III tidak dapat difungsikan karena goyang pada 2019 lalu,” bebernya.
Karena itulah, papar Wuri Lestari, ruang lantai III gedung RSUD Ratu Zalecha Martapura tidak difungsikan, guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kalau berbahaya sih tidak. Hanya mengantisipasi saja,” tuturnya.
Lantas, apakah lantai III RSUD Ratu Zalecha hanya difungsikan sebagai gudang, mengingat banyak tumpukan dokumen, buku, hingga data rekam medis milik pasien yang berserakan dan diselimuti debu?
“Kalau dikatakan sebagai gudang penyimpanan sih tidak… Tapi, karena ada banyak berkas yang tidak bisa kita simpan di tempat penyimpanan, di sisi lain belum dapat dimusnahkan, seperti data rekam medis, sehingga kita simpan di atas sini. Sedangkan terkait pemeliharaannya, itu kewenangan Bagian Umum dan Kabag TU. Yang saya tahu, di 2022 fokus pemeliharaan kita di sektor pelayanan, seperti atap bocor, dan merapikan dahan pohon yang berpotensi merusak atap,” sanggahnya.
Pada kesempatan tersebut, Wuri Lestari juga mengungkapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan DPRD Kabupaten Banjar melalui Sidak.
“Kami berterima kasih kepada DPRD Kabupaten Banjar yang sudah memberikan perhatiannya. Kami juga perlu dukungan dari dewan kalau ada usulan perbaikan. Karena yang saya tahu rumah sakit ini dibangun pada 2003 – 2004 lalu, sekitar 20 tahun sudah usianya. Artinya, memang rumah sakit ini perlu perhatian khususnya, seperti terkait perbaikan atap bangunan yang tentunya memerlukan biaya cukup besar. Karena konsepnya bubungan tinggi,” pungkasnya.(zai/klik)