klikkalimantan.com, BANJARBARU – Digelar sejak 3 Februari, ‘Banjarbaru Shooping Town Festival’ di Lapangan Dr Murdjani Banjarbaru masih akan berlangsung hingga tanggal 11 mendatang. Meriah, karena selain melibatkan banyak pelaku usaha menjual berbagai produk olahannya, even terselanggara di jantung kota ini juga dilengkapi sejumlah wahana permainan dan panggung hiburan.
Tampil di atas panggung hiburan, lengkap dengan perangkat pengeras suara dan tata pencahayaan, pertujukan musik dari sejumlah band lokal dan pentas tari modern. Terutama pertujukan tari modern, cukup menyedot perhatian khalayak.
Menyebar di media sosial, video aksi para penari perempuan berkostum serba minim nan seksi. Pun dengan koreografi yang cukup membuat jantung lawan jenis berdecak. Sebuah pertunjukan yang mestinya tak cukup layak dipertontonkan di tengah publik. Terlebih lagi saat ini sedang di bulan Rajab, bulan diperingatinya Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Ada juga perayaan Satu Abad Nahdatul Ulama, organisasi Islam terbesar di Negeri ini. Pun Kota Banjarbaru yang kini dibawah kepemimpinan Wali Kota HM Aditya Mufti Ariffin mengusung tiga visi, satu diantaranya Agamis.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Banjarbaru, KH Nursahid Ramli Lc ditemui Kamis (9/2/2023) menyayangkan terlaksanakanya pertunjukan tari di even tersebut. Karena apa yang ditampilkan para penari tidak sesuai dengan ajaran agama. “Ini jelas tidak sesuai dengan hukum dan ajaran Islam yang melarang mempertontonkan aurat,” ujarnya.
Menurutnya, banyak saja kesenian bernuansa islami yang lebih patut ditampilkan. Kesenian yang tak sekadar menampilkan bagian tubuh. “Ada kasidah, ada lagu Arab dengan penampilan penyanyi yang berbusana lebih sopan,” imbuhnya.
Atas kejadian itu, pria yang juga pengajar di Pondok Pesantren Al Falah Putra, Liang Anggang ini mengatkan, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru harus memberi teguran kepada pihak penyelenggara. Tak terkecuali Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berwenang atas terselenggaranya even tersebut. “Mudah-mudahan kejadian yang sama tidak terulang di kemudian hari,” pungkasnya. (to/klik)