Kamis, Juni 5, 2025
BerandaKalselHabib Jindan Tausiyah di Gema Maulid Nabi Muhammad Saw, Paman Birin: Doakan...

Habib Jindan Tausiyah di Gema Maulid Nabi Muhammad Saw, Paman Birin: Doakan Ulun di Tahun Kaina Maulid Bisa Dilaksanakan Penuh 30 Malam   

klikkalimantan.com, BANJARMASIN-Pimpinan Yayasan Al-Fachriyah, Tangerang, Banteng, Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan memberikan tausiyah pada acara Gema Maulid Nabi Muhammad Saw 1445 H, yang diselenggarakan selama 14 malam berturut-turut di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kalsel, Rabu (27/09), malam.

Saat memberikan tausiyah tersebut, ribuan jemaah hadir. Mereka datang dari Pulau Sugara dan Anjir Muara di Batola, Tunggul Irang di Martapura, dan Kebun Bunga di Banjarmasin. Bahkan, karena saking banyaknya para jemaah yang datang, membuat jemaah meluber hingga ke halaman kediaman Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor.

Namun, pelaksanaan Gema Maulid Nabi Muhammad Saw pada malam ke-12 itu, terlebih dahulu diawali dengan pembacaan Maulid Habsy dari Grup Maulid Habsy Martapura, yang dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustadzah Hj. Raudah.

Sebelum tausiyah Habib Jindan, Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor dalam sambutannya mengajak semua masyarakat untuk bersuka cita menyambut datangnya bulan yang begitu mulia, yakni bulan lahirnya Baginda Nabi Besar Muhammad SAW 1445 H.

Pelaksanaan gema maulid yang dilaksanakan selama 14 malam secara berturut-turut ini, kata Paman Birin, tak lain sebagai bentuk kecintaan kepada manusia paling mulia dan sempurna di muka bumi ini, Nabiyullah Alaihissalam Muhammad SAW.

“Kalau sekarang kita laksanakan selama 14 malam, doakan ulun, Insya Allah mudah-mudahan pada tahun kaina (nanti) kita bisa melaksanakan penuh selama 30 malam,” janji Sahbirin Noor, biasa disapa Paman Birin.

Sebelum itu, Paman Birin mengucapkan  terimakasihnya kepada masyarakat yang telah berhadir dalam acara ini, tetapi ia juga memohon maaf apabila dalam pelaksanaannya terdapat kekurangan. “Namun, tentu yang kita harapkan dari acara ini adalah syafaat baginda Rasulullah Saw dan rahmat dari Allah SWT bagi Banua Kalsel,” tambah Paman Birin.

Sementara di dalam tausiyahnya, Habib Jindan mengisahkan, Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang begitu sabar dan memili akhlak yang begitu agung. Saat Rasulullah berdakwah, dilalui dengan penuh tantangan dan rintangan. Beliau sering dicaci maki, difitnah, bahkan pernah ditaburi duri di jalanan.

Tatkala sedang beribadah, tambah Habib Jindan, Rasulullah sering diganggu oleh orang kafir qurais. Pada suatu malam misalnya, ketika nabi shalat dan sedang posisi sujud, orang kafir menuangkan jeroan unta di atas kepalanya. Namun, Rasulullah tetap khusu dalam shalatnya dan tidak melakukan pembalasan kepada yang melakukannya-bahkan mendoakan kebaikkan pada pelakunya.

Untuk malam yang begitu mulia bagi Rasulullah, terang Habib Jindan, adalah malam Isra Mi’raj. Namun, hari yang mulia bagi ummatnya adalah malam lahirnya Nabi Muhammad SAW. Sebab malam di mana Nabi Muhammad Saw lahir itulah awal Allah SWT menurunkan segala kebaikkan bagi umatnya.

Selain itu, ketika Nabi lahir hingga akhir hayatnya, orang-orang terkasihnya lebih dahulu meninggal dunia. “Ayahnya, ibunya, pamannya, hingga anak-anaknya dipanggil oleh Allah SWT terlebih dahulu. Namun, bukan raut kesedihan yang Beliau tampakkan, tetapi Beliau tau bahwa orang-orang terkasihnya tersebut menjadi orang yang disayang oleh Allah SWT,” tutur Habib Jindan.

Ketika Nabi Muhammad Saw sakaratul maut, lanjut Habib Jindan, Beliau berbisik kepada anaknya Fatimah Az-zahra bahwa ia akan wafat, sehingga menangislah sejadi- jadinya sang anak. Akan tetapi, Nabi kemudian berbisik kepada Fatimah bahwa tak lama setelah dirinya wafat, Fatimah juga menyusul.

“Maka Fatimah tertawa terpingkal-pingkal saking senengnya, bahwa dirinya akan berjumpa dengan Nabi Muhammad Saw di surga-Nya Allah SWT,” tutup Habib Jindan.(pr/klik)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments