klikkalimantan.com, BANDA ACEH – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengapresiasi inisiatif IDI Wilayah Aceh berkolaborasi dengan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh yang mencetuskan program pemberian beasiswa untuk mahasiswa di Palestina.
Apresiasi tersebut disampaikan Ketua Umum PB IDI, DR Dr Moh Adib Khumaidi SpOT, usai menghadiri penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) IDI Wilayah Aceh dan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh bersama Kedutaan Besar Palestina di Indonesia, Selasa (26/12/2023) lalu.
“Kami berharap program ini dapat dikembangkan juga oleh IDI wilayah lainnya, bekerjasama dengan Universitas setempat, untuk memberikan beasiswa bagi mahasiswa asal Palestina, sehingga bisa menyelesaikan pendidikannya dengan baik,” harapnya.
Program beasiswa dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dan IDI Wilayah Aceh untuk mahasiswa Palestina tersebut, lanjut Dr Moh Adib, merupakan upaya nyata untuk memberikan kesempatan pendidikan bagi generasi muda Palestina.
“Melalui perjanjian kerjasama pendidikan ini, diharapkan Universitas Syiah Kuala sudah bisa memperoleh nama para calon mahasiswa dari Palestina hingga akhir Februari 2024. Sehingga para mahasiswa bisa dipersiapkan untuk mulai proses belajar pada April 2024 mendatang,” ujarnya.
Tak hanya itu, Dr Moh Adib berharap Universitas Syiah Kuala dapat menyiapkan kursus bahasa Indonesia, sebelum tahun ajaran baru dimulai.
“Sehingga memudahkan para mahasiswa Palestina untuk beradaptasi dengan lingkungan di Indonesia,” tuturnya.
Turut serta menambahkan, DR Dr Safrizal Rahman, MKes SpOT, selaku Ketua IDI Wilayah Aceh menjelaskan, sebanyak 83 kuota beasiswa tersebut mencakup 5 sektor pendidikan. Yakni 5 kuota pendidikan kedokteran, 3 kuota kedokteran gigi, 15 kuota kedokteran spesialis, 5 kuota ilmu keperawatan, 3 kuota pasca sarjana ilmu keperawatan, 2 kedokteran hewan, 2 pasca sarjana kedokteran hewan dan kesehatan publik, 15 kuota dari ilmu kelautan dan perikanan, 7 dari sains dan ilmu matematika, 11 kuota dari ilmu teknik dan 6 dari pasca sarjana ilmu teknik, serta 7 kuota dari berbagai fakultas pascasarjana di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
“Dengan permulaan yang baik ini, kami juga berharap universitas di sekitar Aceh akan turut berpartisipasi dalam memberikan lebih banyak kuota sehingga bisa menampung lebih banyak mahasiswa Palestina untuk meneruskan pendidikannya,” kata Dr Safrizal yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.(zai/klik)