Mendagri Tito Karnavian Apresiasi Sepuluh Daerah Mampu Mengendalikan Inflasi, Termasuk Kalsel

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
HYBRID MEETING-Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Gubernur, Sulkan bersama dua orang pejabat lainnya saat mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024 bersama Mendagri RI, Tito Karnavian secara hybrid meeting di Command Center Kantor Gubernur Kalsel di Banjarbaru.(adpim/klik)

klikkalimantan.com, BANJARBARU-Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Gubernur Kalsel, Sulkan mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024 bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI secara hybrid meeting di Command Center Kantor Gubernur Kalsel di Banjarbaru, Senin (8/1), pagi.

Rakor tersebut dipimpin langsung oleh Mendagri RI, Tito Karnavian dari Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kemendagri di Jakarta. Di dalam rakor itu, ia
memberikan apresiasi kepada sepuluh daerah yang angka inflasinya di bawah angka inflasi nasional.

“Saya mengapresiasi sepuluh daerah yang mampu mengendalikan inflasi, seperti Provinsi Kaltara, Kalsel, Kalbar, NTT, Sulteng, DKI Jakarta, Sumut, Sulbar, Papua, dan Aceh,” kata Tito Karnavian.

Meski mampu mengendalikan inflasi, Tito tetap mengingatkan agar semua daerah itu jangan terlena dengan inflasi yang relatif terkendali. Sebab terjadi variasi inflasi pada tingkat nasional, seperti angka inflasi di bulan Desember sebesar 2,61 persen, turun bila dibandingkan dengan bulan November tahun 2023, yakni 2,86 persen.

Usai Rakor, Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Gubernur, Sulkan menyampaikan, seperti apa yang disampaikan pada rakor tadi, Kalsel memang mendapatkan apresiasi dari Mendagri RI atas capaian dalam mengendalikan inflasi daerah.

“Alhamdulillah, ini sebenarnya terjadi berkat arahan dan motivasi Pak Gubernur, Paman Birin, sehingga angka inflasi ada di bawah nasional, yakni sekitar 2,43 persen,” ujar Sulkan.

Menurut Sulkan, kondisi ekonomi nasional dengan pertumbuhan 4,94 persen memang tergolong baik. Peringkat 49 dari 185 negara di dunia.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi Kalsel berada di angka 4,57 persen, sedikit di bawah pertumbuhan nasional, termasuk sedang artinya tidak pada 10 provinsi yang rendah, meskipun belum termasuk yang tinggi juga.

BACA JUGA :
TP PKK Banjar Gelar Peringatan Isra Mi’raj

“Untuk Ideks Perkembangan Harga (IPH) Kalsel naik 1,45 persen. Ini terjadi karena dipengaruhi peningkatan harga daging ayam dan bawang merah. Peningkatan IPH yang tinggi terjadi di Kabupaten HSU 3,67 persen dan Tala 2,84 persen,” papar Sulkan.

Dikatakan Sulkan, keberhasilan dalam menurunkan angka inflasi ini sebenarnya merupakan buah dari komitmen Paman Birin, yang sangat tinggi dalam memotivasi kinerja TPID Kalsel, sehingga berhasil mengendalikan inflasi dan stabilitas harga pangan strategis di provinsi Kalsel ini.

“Selain itu, kita tetap berharap kinerja dan kolaborasi adri TPID Kalsel tetap ditingkatkan, sehingga mampu menekan angka inflasi sekecil mungkin, sekaligus mampu mendorong perekonomian Kalsel tumbuh signifikan, bahkan kalau bisa mampu melampaui nasional,” pinta Sulkan.

Plt Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti menambahkan, secara kumulatif pada tahun 2023, ada 50 kota yang mengalami inflasi di atas inflasi nasional. Di sisi lain, 40 kota lainnya mengalami inflasi di bawah atau sama dengan inflasi nasional.(pr/klik)

Berita Terbaru

Scroll to Top