Meningkatkan Pengetahuan KPM Melalui Inovasi LIKE-PKH di Kabupaten Balangan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
FOTO BERSAMA-Tim Bidang dan Pendamping PKH Balangan melakukan sesi foto bersama dengan para PKM usai belajar bersama program LIKE-PKH di Kabupaten Balangan.(diskominfosan/klik)

klikkalimantan.com, PARINGIN-Tim Bidang dan Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Balangan mulai menerapkan inovasi Literasi Peningkatan Kemampuan Kesejahteraan Penerima Keluarga Harapan (LIKE-PKH), demi meningkatkan kemampuan keluarga fakir miskin penerima program tersebut diseluruh wilayah Kabupaten Balangan, Senin (4/3).

LIKE-PKH sendiri merupakan proses belajar secara terstruktur untuk memperkuat terjadinya perubahan perilaku pada Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Sekarang ini, sebanyak 21 personel SDM PKH sudah melaksanakan inovasi ini pada masing-masing desa dan kelurahan di Kabupaten Balangan.

Kabid Rehabilitasi Sosial pada Dinas Sosial Balangan, Muhammad Iwan Setiady mengatakan, secara umum LIKE-PKH bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman mengenai pentingnya pendidikan, kesehatan, dan pengelolaan keuangan bagi keluarga, yang sesuai kesepakatan bersama antara Pendamping PKH dengan KPM PKH.

“Setiap bulan sekali pertemuan LIKE PKH diikuti oleh KPM PKH dan didampingi SDM Pendamping PKH. Beberapa modul e-book dan starterkit yang diberikan meliputi kesehatan dan gizi, pengasuhan dan pendidikan, perlindungan anak, pengelolaan keuangan keluarga, kesejahteraan sosial, dan keluarga sejahtera mandiri,” jelas Iwan Setiady di Paringin, Selasa (5/3)

Diharapkan Iwan Setiady, dengan adanya kegiatan LIKE-PKH, keluarga penerima manfaat dapat meningkatkan pemahaman dan bisa memberikan dukungan terhadap perkembangan dan pendidikan anak, sehingga KPM memahami perilaku belajar anak usia dini, menumbuhkan perilaku positif anak, dan membantu anak sukses di sekolah.

“Inovasi ini juga dapat membantu para ibu memiliki konsep diri yang baik sebagai orangtua, meningkatkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan, mengurangi perilaku kekerasan terhadap anak, membantu orangtua untuk dapat menghargai anak, mengetahui dampak negatif kekerasan terhadap anak, memberikan pemahaman arti bermain bagi anak, dan mendorong orang tua untuk terlibat aktif dalam pendidikan anak di sekolah,” tutup Iwan Setiady.(pr/klik)

BACA JUGA :
Di Banjarbaru Kebakaran Lahan Terus Terjadi

Berita Terbaru

Scroll to Top