klikkalimantan.com, MARTAPURA – Innalilahi wa innailaihi rojiun, masyarakat Kalimantan Selatan (Kalsel), khususnya di Kabupaten Banjar kembali berduka. Sebab, salah satu tokoh ulama kecintaan masyarakat Banua, yakni KH Masdar bin Umar telah tutup usia pada Selasa (23/7/2024) sekitar pukul 00.30 Wita.
Ulama kelahiran 1940 Masehi di Desa Sungai Tuan, Kecamatan Astambul tersebut menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum Islam (RSI) Sultan Agung Banjarbaru.
Kabar wafatnya pun langsung tersiar keseluruhan wilayah kalimantan, hingga saat proses mensalatkan dan pemakaman ulama yang masyhur disapa Guru Masdar di rumah duka di Desa Sungai Tuan, Kecamatan Astambul banjir lautan manusia pada Selasa sore.
Bahkan, sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah (Pemda), tak terkecuali Bupati Kabupaten Banjar H Saidi Mansyur dan Wakil Bupati Kabupaten Banjar Habib Idrus Al Habsyie hadir diantara ribuan jemaah untuk ikut mensalatkan.
Usai proses pemakaman yang diawali pembacaan Surah Yasin yang dipimpin Imam Musala Ar Raudhah Sekumpul, yakni Guru Saāduddin. Bupati Kabupaten Banjar H Saidi Mansyur menuturkan sejumlah kenangannya saat bertemu dengan Guru Masdar didampingi Habib Idrus selama tiga tahun terakhir.
“Kami selalu minta doakan terkait perencanaan pembangunan di Kabupaten Banjar. Tuan Guru Masdar merupakan sosok ulama yang sangat terbuka,” ujar Saidi Mansyur sembari mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan.
Selain memanjatkan doa agar Guru Masdar mendapatkan tempat yang mulia disisi Allah SWT. Saidi juga terkagum melihat ribuan jemaah yang datang melayat.
“Ini sebuah bukti bahwa sosok Tuan Guru Masdar merupakan salah satu ulama yang istimewa dan dicintai masyarakat diberbagai penjuru, khususnya di Kabupaten Banjar,” ungkapnya.
KH Masdar merupakan putra tunggal dari seorang ulama bernama H Umar, dan ibunya bernama Hj Galuh putri dari orang terpandang di Sungai Tuan bernama H Makmun.
Selain itu, Guru Masdar juga merupakan seorang ulama sepuh zuriat dari Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari yang masyhur disebut Datu Kalampayan.
Sosok Guru Masdar juga merupakan teman sekolah dan satu bangku dengan Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani yang masyhur disapa Abah Guru Sekumpul semasa mengecap pendidikan di Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Martapura.
Kendati berteman. Namun Guru Masdar lebih mengakui Abah Guru Sekumpul sebagai gurunya.
Dimasa kecil, yakni sekitar tahun 1950 Masehi. Guru Masdar bersekolah di salah satu pesantren yang ada di Desa Dalam Pagar, yakni Sulamul Ulum yang sekolahnya masih ada hingga sekarang. Setelah tiga tahun mengenyam pendidikan di Sulamul Ulum, Guru Masdar melanjutkan pendidikannya ke Ponpes Darussalam Martapura.
Guru Masdar merupakan sosok orang yang cerdas dan memiliki otak yang tajam. Hal tersebut dibuktikan dengan kemampuannya dalam menghafal Al quran dan beberapa kitab sejak masih berusia 15 tahun.(zai/klik)