klikkalimantan.com, BANJARBARU-Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan turut berperan dalam menjaga inflasi tetap terkendali. Mendagri RI, Muhammad Tito Karnavian pun mengapresiasi capaian inflasi tahunan pada September 2024, yang mencatat angka terendah sejak digelarnya Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi, dua tahun lalu.
Kadis Perdagangan Kalsel, Sulkan mengatakan, angka inflasi nasional 1,84 persen. Angka itu hasil kerjasama yang solid antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Kementerian serta lembaga terkait dalam menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat
Sebaliknya, kata Sulkan, perkembangan angka inflasi di daerah ini tercatat sedikit di atas rata-rata nasional, yakni pada angka 1,98 persen. “Alhamdulillah, inflasi di Kalsel stabil hingga minggu kelima Oktober 2024,” ujarnya setelah mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual di Command Center Kalsel di Banjarbaru, Kalsel, Senin (28/10/24).
Menurut Sulkan, Indeks Perkembangan Harga (IPH) di Kalsel pada minggu keempat Oktober tercatat rata-rata -0,23 persen. Namun, di beberapa wilayah seperti Kabupaten HSS, Tanah Bumbu, Balangan, dan Banjarbaru mengalami IPH di atas rata-rata provinsi akibat kenaikkan harga daging sapi, ayam negeri, telur, gula pasir, dan minyak goreng.
Mendagri RI, Muhammad Tito Karnavian menyampaikan, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai inflasi September kepada Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih, Prabowo Subianto. Hasilnya kedua Presiden itu menyambut baik pencapaian ini.
“Angka inflasi 1,84 persen year-on-year merupakan prestasi besar,” kata Tito dalam Rakor Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kemendagri di Jakarta.
Meski begitu, tambah Tito, ia tetap menyoroti pentingnya pengawasan terhadap dua komponen utama inflasi, yakni inflasi inti (core inflation) yang cenderung stabil, mencakup sektor pendidikan, kesehatan, dan rekreasi, serta inflasi bergejolak (volatile inflation) yang dipengaruhi dinamika suplai dan permintaan, terutama pada sektor pangan dan energi.
“Sekarang ini kita melihat kenaikkan pada perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,38 persen, yang termasuk dalam inflasi inti. Kenaikkan ini menunjukkan daya beli masyarakat tetap kuat karena permintaan terus tumbuh,” terang Tito.(pr/klik)