klikkalimantan.com, BANJARBARU-Dalam mendukung dan mensukseskan program swasembada pangan yang menjadi prioritas Presiden RI, Prabowo Subianto, Pemprov Kalsel menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pelaksanaan Optimasi Lahan dan Tumpang Sisip di ruang rapat H Aberani Sulaiman Kantor Gubernur Kalsel di Banjarbaru, Kamis (14/11/2024).
Rakor tersebut dilakukan bersama Kementerian Pertanian RI, Kadis Pertanian di 13 kabupaten kota se- Kalsel, pengusaha kelapa sawit, dan mitra lainnya. Rakor yang dibuka Plh Gubernur Kalsel, Roy Rizali Anwar itu menghadirkan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, Komjen Setyo Budiyanto. Ia mewakili Dirjen Perkebunan, Kementerian Perkebunan, dan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti.
“Optimasi lahan merupakan kegiatan untuk dalam meningkatkan produktivitas lahan dan Indeks Pertanaman (IP) melalui berbagai cara, seperti menyediakan sarana produksi dengan pupuk dan kapur, membantu pengolahan tanah, dan menerapkan teknologi,” ujar Budiyanto.
Namun, kata Budiyanto, ia menyoroti beberapa hal terkait pelaksanaan optimasi lahan dan tumpang sisip di Kalsel, selanjutnya mempertanyakan berbagai kendala yang tengah dihadapi oleh pemerintah kabupaten karena capaiannya masih rendah, terutama di Kabupaten HSU dan Batola.
“Kita mengetahui soal swasembada pangan sudah menjadi perhatian khusus dan program prioritas Presiden Prabowo, sehingga apa yang menjadi masalah dalam pekerjaan adalah tugas kepala dinas terkait untuk menyelesaikannya,” ingat Budiyanto.
Apalagi, tuturnya, mengingat waktu yang sangat pendek. Untuk itu, ia meminta semua pihak terkait untuk melakukan penertiban dan koordinasi bila dianggap perlu. “Tangung jawab yang diberikan, mari kita tuntaskan,” pesan Budiyanto.
Plh Gubernur Kalsel, Roy Rizali Anwar dalam arahannya mengingatkan dalam pengerjaan konstruksi, materialnya harus tersedia di lapangan dan melakukan antisipasi agar tidak terjadi keterlambatan pengerjaan.
Sedangkan soal tumpang sisip padi gogo di perkebunan sawit yang masih banyak kendala, tambah Roy, perlu pendataan yang lebih nyata tentang kondisi lahan yang bisa dioptimalkan. Terkait kebutuhan traktor roda empat, tetapi bantuan pusat yang datang traktor roda dua padahal kurang sesuai dengan kondisi lahan, diminta pihak kementerian pertanian agar mempertimbangkan masalah ini.
“Sementara terkait olah tanah optimasi lahan rawa dan tumpang sisip yang tersebar di delapan kabupaten se-Kalsel. Semula ditarget 46.300 hektare, tetapi tersedia lahan yang bisa dimanfaatkan hanya seluas 41.829 hektare, dan sampai sekarang tergarap sekitar 75,56 persen,” kata Plh Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalsel, Imam Subarkah dalam laporannya.(pr/klik)