klikkalimantan.com, MARTAPURA – Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar, tingginya intensitas hujan menyebabkan tujuh kecamatan yang ada di Kabupaten Banjar terdampak bencana banjir dengan ketinggian air bervariasi.
Pelaksanaan Tugas (Plt) Kepala Pelaksanaan (Kalak) BPBD Kabupaten Banjar Agus Siswanto mengatakan, tujuh kecamatan yang terdampak bencana banjir tersebut, yakni Kecamatan Martapura, Martapura Barat, Martapura Timur, Cintapuri Darussalam, Gambut, Sungai Tabuk, dan Kecamatan Astambul.
“Berdasarkan data update Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) terdata sebanyak 3.193 unit rumah yang dihuni 3.641 Kepala Keluarga (KK) dengan total 10.560 jiwa di tujuh kecamatan terdampak bencana banjir,” ujarnya pada Selasa (21/1/2025).
Pejabat definitif Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Banjar ini juga mengungkapkan pihaknya sudah menyalurkan bantuan logistik ke desa di beberapa kecamatan yang terdampak banjir.
“Seperti beberapa desa di Kecamatan Martapura, Martapura Barat, Martapura Timur, dan kemarin kami bersama Dinas Sosial (Dinsos) dan BPBD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) telah menyalurkan bantuan logistik ke Kecamatan Cintapuri Darussalam. Sisanya tengah berproses,” katanya.
Agus Siswanto juga menjelaskan, bahwa bantuan logistik diprioritaskan untuk masyarakat yang sudah tidak dapat beraktivitas akibat terdampak banjir.
“Sedangkan untuk warga yang terdampak bencana banjir namun masih bisa beraktivitas akan tetap kita bantu jika mereka memerlukan dapur umum, dan kami siap untuk mendistribusikan logistiknya,” tuturnya.
Ditanya bagaimana ketersediaan logistik menghadapi status siaga bencana, Agus Siswanto mengungkapkan bahwa Tahun Anggaran (TA) 2025 BPBD masih belum melakukan pembelanjaan.
“Logistik yang ada saat ini menggunakan TA 2024, mudah-mudahan ketinggian air banjir tidak terus bertambah, dan logistik masih mencukupi,” harapnya.
Meski debit air Riam Kanan masih dalam ambang batas normal. Namun berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), papar Agus Siswanto curah hujan tinggi akan terjadi pada Februari dan kembali turun pada Maret, sebelum akhirnya kembali tinggi dan berakhir pada April 2025 mendatang.
“Mudah-mudahan statusnya tidak sampai naik ke Tanggap Darurat Bencana. Karena disamping menghadapi bencana banjir, beberapa kecamatan di Kabupaten Banjar juga terjadi bencana tanah longsor seperti di Kecamatan Aranio kemarin, dan bencana angin puting beliung,” pungkasnya.(zai/klik)