klikkalimantan.com – Status siaga kebakaran lahan dan hutan (karhutla) sudah akan dicabut pada 31 Oktober ini. Karena sesuai perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim sudah peralihan dari kemarau ke penghujan. Ditandai dengan sudah mengguyurnya hujan di sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan. Begitu pun di Kabupaten Banjar dalam beberapa pekan ini.
Meski begitu, hujan yang turun parsial dengan intensitas sedang belum cukup memadamkan semua titik panas (hot spot). Karena menurut Irwan Kumar, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar, hingga pekan ketiga Oktober, jumlah titik api di Kabupaten Banjar sebanyak 950 titik panas.
“Namun titik panas yang terpantau satelit milik Lapan tersebut tidak semuanya titik panas aktif akibat karhutla. Karena prinsipnya, semua benda yang menggandung panas tinggi akan tertangkap satelit. Semisal atap seng pada bangunan,” kata Irwan Kumar, Senin pekan kemarin.
Menurut Irwan, jumlah titik api mulai berkurang karena sejumlah wilayah di Kabupaten Banjar sudah diguyur hujan, semisal di Kecamatan Martapura Barat dan Sungai Tabuk. Namun di beberapa wilayah kecamatan yang sama sekali belum diguyur hujan, Kecamatan Gambut misalnya, kebakaran lahan masih terjadi.
Dipaparkan Irwan Kumar, total lahan terbakar di Kabupaten Banjar hingga 19 Oktober 2019 seluas 1.204 hektare. “Dipastikan masih akan terus bertambah karena kebakaran di beberapa wilayah masih memang masih terjadi. Terutama di daerah yang sama sekali belum ada diguyur hujan,” kata Irwan. (to/klik)