Cegah Stunting Dengan Makan Ikan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

kikkalimantan.com, BANJARBARU – Bunda PAUD Kota Banjarbaru Hj Ririen Nadjmi Adhani membuka Acara Gerakan Edukasi “Makan Ikan cegah Stunting untuk Anak Usia Dini” se Kota Banjarbaru, yang digagas oleh HIMPAUDI Kota Banjarbaru. Di Hutan Wisata Pinus Kelurahan Mentaos Banjarbaru.

Ketua HIMPAUDI Kota Banjarbaru Norhayati, selaku panitia menyampaikan dasar pelaksanaan kegiatan ini adalah Instruksi Presiden, nomor 1 tahun 2017 tentang gerakan masyarakat hidup sehat surat PP HIMPAUDI Maret 2019.

Surat dari KKP No. 12720/PDS.3.3/TU.210/XI/2019 tentang GERAKAN EDUKASI “AYO MAKAN IKAN CEGAH STUNTING” di PAUD serentak seluruh Indonesia pada tanggal 21 November 2019. Dengan tujuan dan hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah : Tumbuhnya minat suka makan ikan sehat dan bergizi sejak usia dini.

Meningkatkan kompetisi kreativitas guru PAUD dalam membacakan buku cerita membuat buku cerita mengembangkan motorik halus dan kasar pada anak usia dini melalui gerakan dan lagu. Membangun pra keaksaraan serta minat baca pada anak usia dini.

Meningkatkan kemampuan guru PAUD dalam mengembangkan pengetahuan makanan sehat dan bergizi. Memperkuat kerjasama antara HIMPAUDI dengan BUNDA PAUD Kota Banjarbaru.

Norhayati juga meminta kepada teman-teman PAUD agar dapat melaksanakan kegiatan ini di lembaga PAUD masing-masing juga kami mohon bantuan kepada bund-bunda PAUD tokoh masyarakat dapat men-support kegiatan GERAKAN EDUKASI ” AYO MAKAN IKAN CEGAH STUNTING” di lembaga PAUD serentak seluruh Indonesia pada tanggal 21 November 2019 dengan terwujudnya anak Indonesia yang sehat.

Bunda PAUD Kota Banjarbaru Hj Ririen Nadjmi Adhani, menyampaikan Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), seperti kegagalan pertumbuhan, berat badan lahir rendah, pendek atau yang biasa disebut stunting, kurus dan gemuk, dimana perkembangan selanjutnya seorang anak yang kurang gizi akan mengalami hambatan kognitif dan kegagalan pendidikan sehingga berdampak pada rendahnya produktivitas di masa dewasa. Menurut WHO, stunting adalah kondisi gagal tumbuh.

BACA JUGA :
Wali Kota Hadiri Penanaman Sejuta Pohon di Yonif 623

Ini bisa dialami oleh anak-anak yang mendapatkan gizi buruk, terkena infeksi berulang, dan stimulasi psikososialnya tidak memadai.

Untuk itu masa lima tahun pertama usia anak adalah masa kritis. Masa ini merupakan masa yang menjadi basis, landasan, dan fondasi berbagai aspek perkembangan.

Dengan diberikan stimulasi makanan yang sehat dan bergizi, tentunya diharapkan dapat membuat pertumbuhan anak usia dini menjadi lebih optimal. Masalah kesehatan merupakan tanggung jawab kita bersama.
Untuk itu perlu dukungan dari semua pihak dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. (nsh)

Scroll to Top