Disdik Banjar Taksir Kerugian Pasilitas Pendidikan Sekitar Rp53 Miliar

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

klikkalimantan.com, MARTAPURA – Berdasarkan data hasil quick count (hitung cepat) Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar, didapati sekitar 917 unit infrastuktur di bidang pendidikan terdiri dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) baik Negeri dan Swasta, terdampak banjir sejak Desember 2020 lalu.

Dari jumlah tersebut, papar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Banjar, M Riza Dauly, terdata sekitar 421 unit sekolah terdampak banjir. Rinciannya; 240 unit bangunan PAUD, 148 unit bangunan SD, dan 21 unit bangunan SMP.

“Selain itu, juga terdata 12 unit Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) terdampak banjir. Secara keseluruhan, infrastruktur pendidikan yang terdampak sekitar 45 persen,” ujarnya kepada sejumlah awak media pada, Selasa (9/2/2021).

Dari data sementara, lanjut Riza Dauly, total kerugian  akibat rusak diterpa banjir ini sekitar Rp53 Miliar. Yakni kerusakan infrastruktur PAUD sekitar Rp10 Miliar, SD Rp15 Miliar, dan SMP sekitar Rp28 Miliar.

“Total perkiraan kerugian tersebut sifatnya masih sementara, karena proses pendataan secara mendetail seperti penghitungan sejumlah alat sarana dan prasarana sekolah baik buku, computer, dan lain sebagainya yang rusak akibat terdampak banjir, belum dilakukan penghitungan,” ucapnya.

Untuk itu, terhitung sejak 8 Februari 2021 kemarin, dipaparkan Riza Dauly, pihaknya telah meminta ke setiap sekolah melalui Koordinator Wilayah (Korwil) untuk melakukan pendataan secara detail terkait kerugian di setiap sekolah terdampak bencana banjir yang diketahui oleh Camat dan aparat Kepolisian setempat.

“Dengan dilakukannya pendataan secara mendetail dan selanjutnya dilakukan verifikasi, maka ini akan menjadi bahan Disdik Kabupaten Banjar untuk menentukan kebijakan penanggulangan pasca bencana di setiap sekolah seperti apa nantinya? Apakah kita akan melakukan refocusing belanja, atau mungkin ada peran dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang berkolaborasi untuk menanggulangi permasalahan ini,” bebernya.

BACA JUGA :
Indeks Pembangunan Statistik Sektoral Kota Banjarbaru Dievaluasi

Sedangkan terkait berapa jumlah siswa yang terdampak yang memerlukan bantuan, baik berupa pakaian dan peralatan tulis sekolah, diakui Riza Dauly hingga saat ini masih berproses pendataan.

“Untuk itu, kami juga perlu peran serta Filantropi atau dermawan untuk menanggulangi permasalahan ini. Harapan kita tentunya, setelah teridentifikasi semuanya, kita dapat menentukan kebijakan bersama instansi terkait lainnya secara terstruktur, hingga menyinkronkan terkait anggaran nantinya,” tutupnya.(Zai/klik)

Scroll to Top