klikkalimantan.com, MARTAPURA – Akibat luapan air Sungai Riam Kiwa pasca diguyur hujan lebat satu hari penuh, jembatan gantung sebagai akses penghubung warga Desa Rantau Bakula, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar, menuju lahan pertanian dan perkebunannya di Maniatang mengalami kerusakan.
Menurut keterangan salah satu warga Desa Rantau Bakula, Iday (30), kerusakan jembatan gantung yang terbuat dari rangka besi baja berlantai kayu Ulin tersebut akibat ditabrak berbagai tumpukan material hingga dahan pohon yang terseret arus deras luapan air Sungai Riam Kiwa yang terjadi sekitar pukul 10.00 Wita pasca diguyur hujan lebat sejak pukul 03.00 Wita dini hari.
“Akibatnya, warga Desa Rantau Bakula pun kehilangan akses untuk menuju lahan pertanian dan perkebunan mereka. Karena jembatan itu akses satu-satunya bagi warga desa yang ingin menuju baik lahan pertanian padi, perkebunan karet, jahe dan kencur milik mereka,” ujarnya kepada klikkalimantan.com melalui pesan singkat via WhatsApp, pada Senin (11/1/2022) sekitar pukul 00.55 Wita.
Menjadi akses satu-satunya bagi warga Desa Rantau Bakula menuju lahan pertanian dan perkebunan mereka, Iday pun berharap agar kondisi jembatan yang rusak segera dilakukan perbaikan baik oleh aparat desa setempat atau Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar.
“Siapa yang membangun awal jembatan ini saya lupa, apakah dibangunkan oleh pemerintah desa atau kabupaten,” akunya.
Tak hanya sampai disitu, Iday pun memastikan, ketinggian air banjir luapan Sungai Riam Kiwa di Desa Rantau Bakula mulai mengalami penurunan, namun masih berdampak di Desa Rantau Nangka, Kecamatan Sungai Pinang, dan beberapa desa di Kecamatan Pengaron.
“Untuk akses jalan masih belum bisa dilewati, karena banjir dibeberapa desa di Kecamatan Pengaron bisa bisa sampai 2 hingga 3 hari surut. Jadi, kalau mau keluar kota harus memutar ke jalan hauling menuju Desa Bagak, Kecamatan Hatungun, Kabupaten Tapin. Kalau jarak tempuhnya sekitar 30 Kilometer, hampir sama saja dengan jarak tempuhnya kalau melalui Pengaron menuju Jalan Ahmad Yani,” pungkasnya.(zai/klik)