Haul Jamak Wali Lima di Tunggul Irang Diikuti Ribuan Jemaah

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

klikkalimantan.com, MARTAPURA – Haul jamak lima ulama besar di Desa Tunggul Irang Seberang, Martapura, Selasa (4/10/2022) diikuti ribuan jemaah. Lima ulama yang kemudian dikenal sebagai ‘Wali Lima’ tersebut yakni Haul ke-80 KH Abdurrahman, Haul ke-59 KH Ahmad Zaini, Haul ke-57 KH Husin Qaderi, Haul ke-31 KH Badruddin, Haul ke-23 KH M Rosyad, dan Hauk KH Muhammad bin Badruddin.

Pada haul yang diisi ceramah agama oleh Habib Jindan bin Novel dari Jakarta ,dan dihadiri Bupati/Wakil Bupati Banjar, H Saidi Mansyur – Habib Idrus Al Habsyie ini, KH Hasanudin bin KH Badruddin menceritakan riwayat hidup kelima ulama haul.

Dimulai dari KH Abdurrahman. Menurut Guru Hasanuddin, sapaan akrab KH Hasanuddin, beliau merupakan ulama yang menimba ilmu agama melalui jalur non formal. Yakni berguru kepada Tuan Guru Muhammad Said, Wali Dalam Pagar. Terdorong untuk memperluas ilmu agamanya, KH Abdurrahman lantas pergi ke Mekkah Al Mukaramah. Di sana beliau berguru kepada Syekh Abu Bakar Syatta, pengarang Kitab Lanatut Thalibin.

“Dari KH Abdurrahman, anak bersambung ke cucu-cucunya belajar dan memperdalam ilmu agama sampai dikenal luas masyarakat. KH Ahmad Zaini merupakan Mufti dan KH Husin Qadri Qadi di Kerapatan Qadi Martapura dan masyhur dengan karyanya kitab Senjata Mukmin,” ungkapnya.

Sedangkan Guru Ibad sapaan akrab KH Badruddin yang tak lain ayah dari Guru Hasanuddin, merupakan ulama yang pertama kali mengembangkan Maulid Habsyie di Kalsel. Beliau sekitarnya serta pimpinan Ponpes Darussalam Martapura. “Sedangkan KH Muhammad Rosyad dikenal sebagai ulama yang tawadhu dan merakyat,” kata Guru Hasanuddin.

Sementara itu dalam tausiahnya Habib Jindan bin Novel memaparkan perihal keutamaan menjadi hamba Allah SWT. “Tak dipungkiri Wali Lima yang kita hauli bersama ini merupakan kaum Arif Billah yang diberi hidayah oleh Allah SWT,” ucapnya.

BACA JUGA :
Tanggapi Aspirasi Masyarakat, Ketua Dewan Tinjau Jembatan Rusak di Desa Sungai Pinang Lama

Wali Lima, kata Habib Jindan, adalah hamba Allah SWT yang seluruh hidupnya hanya mengabdi kepada Sang Pencipta. “Kiprah dakwah dan warisan ilmu mereka sekarang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk beribadah dan menyebarkan syiar-syiar iIlam di Kalimantan,” pungkasnya. (to/klik)

Scroll to Top