Ketika Debit Air di Pusat Pembangkit Listrik Surut

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Melanda sejak awal Juli lalu, kemarau mulai berdampak pada berkurangnya debit air Waduk Riam Kanan di Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Kelotok –perahu bermotor- yang menjadi moda transportasi utama warga beberapa desa, tertambat lebih jauh dari biasanya di bibir Pelabuhan Desa Tiwingan Lama.

Surut debit air waduk, mencipta  pemandangan lain. Tiang- tiang penyangga seolah mengangkat ubin rumah warga lebih tinggi. Coklat keemasan warna tanah, menjadi garis pembatas yang semula tak terlihat antara air dan daratan.

Beberapa gundukan tanah juga mulai terlihat di antara kepungan air bah. Kendati nyatanya, gundukan tanah semula adalah puncak perbukitan yang ikut ditenggelamkan bersama tujuh desa kala proses pembangunan waduk dilaksanakan di era 1970-an.

Sedangkan bagi anak-anak desa, surut air waduk yang difungsikan utama sebagai penghasil listrik oleh PLTA Ir PM Noor ini disambut suka cita. Karena bagi mereka, tersedia ruang lebih untuk bermain.

Sementara bagi warga yang umumnya bermatapencarian sebagai nelayan, saat debit air waduk surut, saat tepat menambah penghasilan dari hasil mencari ikan. Bagi warga yang berkecukupan modal, tinggal menunggu masa panen ikan dari jala apung yang mereka tebar.

 

BACA JUGA :
25.813 KPM di Kabupaten Banjar Terima Bantuan Pangan, Kepala Bappedalitbang: Dimulai Kecamatan Mataraman dan Martapura Barat
Scroll to Top