Mencipta Nilai Lebih di Atas Siring Revitalisasi
Oleh: Rudiyanto
Bermula dari rampungnya proyek revitalisasi bantaran Sungai Kemuning yang acapkali menjadi penyebab banjir pada 2016, sejumlah warga yang bermukim di kawasan bantaran sungai di RT 1 Kelurahan Guntung Paikat, Banjarbaru Selatan berinisiatif memanfaatkan jalur siring yang baru dibangun agar bernilai lebih. Ide tercetus, sejumlah warga dimotori Ketua RT setempat, Sudarmin lantas mengecat dinding empat rumah warga dengan warna berbeda yang menyolok.
Ya, hanya empat rumah warga. Keterbatasan cat menjadi alasannya. Meski begitu, ide mendandani kawasan Sungai Kemuning tak terhenti. Empat rumah yang sudah dicat warna-warni serupa pelangi difoto. Hasil jepretannnya kemudian disebar di media sosial.
Tak perlu waktu lama, warna-warni empat rumah warga sekejap viral dan jadi topik perbincangan di media sosial. Tak hanya ramai dibicarakan di dunia maya, sejumlah warga mulai berdatangan untuk melihat dan berfoto dengan latar belakang warna warni dinding rumah warga. Bertambah hari, orang yang berkunjung ke kawasan siring bertambah banyak. Begitu pula kolom kometar di akun media sosial pengunggah foto.
Viral kawasan siring Sungai Kemuning yang telah dicat warna-warni sampai ketelinga Mendiang H Nadjmi Adhani, Walikota Banjarbaru kala itu. Dinilai potensial dikembangkan, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru turun tangan mendukung pengembangan kawasan siring Sungai Kemuning yang perlahan mulai dikenal dengan sebutan ‘Kampung Pelangi’. Dan lagi, ini sejalan dengan program digadang Pemko Banjarbaru, mencipta kampung-kampung tematik.
Sejumlah pihak ketiga juga digandeng pemko sebagai sponsor untuk menambah warna-warni di ‘Kampung Pelangi’. “Awalnya masyarakat bingung track siring ini akan dijadikan apa? Setelah itu kami mengecat empat rumah dan viral di media sosial. Setelah viral, Pak Wali merespon dan mendukungnya karena dilihatnya ramai,” kata Sudarmin ditemui klikkalimantan.com belum lama tadi di rumahnya.
Disokong pemko, warga bersama para relawan mengecat lebih banyak lagi rumah warga. Dari yang semula hanya empat rumah, menjadi ratusan rumah. Sudarmin menyebut, sedikitnya 350 rumah yang dicat ulang dengan warna-warna berbeda. Tak sekadar dipoles warna, tangan-tangan kreatif para relawan menjadikan dinding rumah warga kanvas raksasa. Sejumlah gambar bertema budaya dibikin. Ada lukisan sosok pahlawan super, sketsa wajah, dan aneka flora. Alhasil, Kampung Pelangi kian ciamik menjadi latar belakang para pengunjung berswafoto.
Tak hanya tembok dan dinding rumah warga yang cat ngejreng, ratusan meter dinding siring sungai yang baru dibangun, juga dibikin warna-wani. “Dari 700 meter siring proyek revitalisasi sungai, 400 meternya juga dicat serupa pelangi,” ujar Sudarmin.
Sejumlah fasilitas pendukung juga dibangun. Di antaranya pintu gerbang dengan desain cukup megah, pembangunan pedestrian di sepanjang jalur siring sungai, dan sebuah menara pendang untuk para pengunjung menikmati pemandangan Kampung Pelangi dari atas ketinggian. Untuk memikat lebih banyak pengunjung datang, fasilitas lain juga disiapkan, diantaranya taman bermain anak dan peralaatan kebugaran. Ada juga taman bacaan yang disiapkan bagi pengunjung yang gemar membaca.
Warna-warna ‘Kampung Pelangi’ komplit. Dan pada 14 April 2017, pemotongan pita dilakukan mendiang Walikota H Nadjmi Adhani menandai diresmikannya destinasi wisata buatan yang berada di Jalan Kemuning Ujung, Kelurahan Guntung Paikat, Banjarbaru Selatan. (bersambung)