klikkalimantan.com, BANJARBARU – Peralihan musim, kemarau ke penghujan sesuai prediksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) telah menyiapkan sejumlah Langkah antisipatif. Karena berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim penghujan terjadi pada November 2025.
“Alhamdulillah tadi sudah dipaparkan oleh BMKG terkait prediksi musim hujan 2025/2026. Dari hasil paparan, diperkirakan puncak musim hujan akan terjadi pada November mendatang, meskipun tanda-tandanya sudah mulai terlihat sejak September ini,” ujar Gusti Yanuar, ditemui usai mengikui konferensi pers via virtual, Jumat (19/9/2025) di Command Centre Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Kalsel di Banjarbaru.
Setelah ini, kata Gusti Yanuar, pihaknya akan segera melakukan rapat internal untuk menentukan status kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berdasarkan data terbaru dari BMKG.
“Kami akan melaporkan kepada pimpinan, apakah status darurat karhutla bisa dinyatakan berakhir pada 30 September nanti. Data-data ini juga akan kami sampaikan kepada Bapak Gubernur untuk tindak lanjut,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, BPBD Kalsel juga diminta mempersiapkan langkah-langkah adaptasi sektor pertanian dan infrastruktur. Karena disampaikan pihak BMKG, perlu kesiapan untuk mendukung musim tanam, baik padi maupun palawija, sekaligus memastikan infrastruktur siap bila terjadi potensi banjir. “Kami berharap curah hujan tahun ini tidak menimbulkan genangan besar seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Yanuar.
Ia juga berharap tren hujan di Kalsel yang diprediksi lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya akan membuat potensi bencana banjir bisa diminalisir dengan berbagai langkah antisipasi.
“Jika dibandingkan, curah hujan tahun 2022 lebih tinggi, sedangkan pada 2025 prediksinya relatif lebih rendah. Mudah-mudahan kondisi ini membuat potensi banjir bisa diminimalisir di daerah kita,” kata Yanuar. (to/klik)