klikkalimantan.com, BANJARBARU – Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Banjarbaru tak dapat dikategorikan rendah. Hj Erna Lisa Halaby, perempuan Banjarbaru pertama yang menjabat sebagai wali kota sejak 21 Juni 2025 menyebut, hingga Juni 2025, masih terjadi sebanyak 34 kasus kekerasan. Dari jumlah itu, 22 di antaranya terjadi pada anak.
ELH -begitu panggilan populer ibu satu anak ini sejak masa kampanye perebutan pucuk pimpinan Balaikota Banjarbaru 2024 lalu-, saat ‘Kampanye Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak’, (16/7/2025) di Aula Linggangan, Gedung DPRD Kota Banjarbaru menyebut, kekerasan yang terjadi menyampaikan keprihatinannya atas masih terjadinya puluhan kasus kekerasan terjadi dalam bentuk fisik, psikis, hingga seksual.
Dihadapan ratusan peserta yang hadir, termasuk siswa SMP/SMA/Sederajat, ELH menyampaikan keperihatinannya. Terlebih lagi, sejumlah kasus kekerasan, utamanya terhadap anak, terjadi di ruang-ruang yang mestinya menjadi tempat aman bagi perempuan dan anak-anak. “Di rumah dan di sekolah,” ujarnya.
Atas dasar itu, ia di balaikota, tentunya bersama berbagai pihak terkait, termasuk pihak sekolah, komunitas, hingga media dan pelaku usaha, berkomitmen kuat untuk mewujudkan ‘Zero Tolerance’ terhadap kekerasan.
Kampanye ini, termasuk dalam upaya nyata ELH mereduksi angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Banjarbaru. Ini sekaligus menjadi program direalisasikannya dalam 100 kerja sebagai wali kota.
“Hari ini, melalui kampanye ini, kita berdiri bersama menyuarakan bahwa kekerasan bukan bagian dari budaya kita. Kita dukung para penyintas untuk bangkit, edukasi masyarakat agar lebih peduli dan berani melapor, serta mengajak warga Banjarbaru membangun lingkungan yang inklusif dan penuh kasih,” kata Wali Kota ELH.
Saat kegiatan, tak hanya slogan perlawanan terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak. Para peserta juga diedukasi cara dan pentingnya mencegah dan melawan terjadinya kekerasan. Karena mencegah ini terjadi, bukan semata tanggung jawab pemerintah daerah, tapi juga perlu kertibatan banyak pihak, termasuk masyarakat. (to/klik)