klikkalimantan.com, MARTAPURA – Akibat terdampak bencana banjir musiman terhitung sejak Desember 2024 hingga awal April 2025, sejumlah ruas jalan kabupaten di beberapa desa yang ada di Kabupaten Banjar mengalami kerusakan.
Salah satunya, seperti ruas jalan kabupaten yang berada di Desa Sungai Alat menuju Desa Kaliukan, Kecamatan Astambul.
Berdasarkan pantauan pewarta, selain kondisi badan jalan berlubang dan mengalami keretakan. Kondisi badan jalan yang menghubungkan antar Desa Sungai Alat dan Kaliukan mengalami penurunan, diduga akibat pergeseran dan penurunan pondasi bahu jalan hingga ada yang ambruk.
Kondisi ruas jalan tersebut juga sempat dikeluhkan warga Banjarbaru, yakni Dian saat menghadiri pelaksanaan Haul ke-219 Jaddina Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari di Desa Kalampayan Tengah pada awal April kemarin.
“Karena kondisi jalan bergelombang, di tambah turun hujan, motor pengendara, khususnya roda dua sangat rawan tergelincir karena ban selip,” keluhnya.
Tak hanya itu, kerusakan badan jalan akibat didera bencana banjir juga terjadi di beberapa titik ruas Jalan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dari Desa Sungai Tuan Ulu menuju pertigaan jalan di Desa Kalampayan Tengah, Kecamatan Astambul.
Menanggapi perihal tersebut, Kepala Bidang Bina Marga (Kabid BM) pada Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Banjar, Jimmy memastikan pihaknya akan segera meninjau langsung ke lapangan.
“Memang kami sudah melakukan pendataan terdampak infrastruktur yang terdampak banjir, dan di beberapa titik lokasi ada yang sudah kami lakukan penanganan,” ujarnya pada Rabu (23/4/2025).
Kendati demikian, karena wilayah Kabupaten Banjar cukup luas, sehingga masih ada beberapa infrastruktur yang masih belum sempat dilakukan pendataan, seperti kondisi ruas jalan kabupaten di Desa Sungai Alat – Kaliukan, dan ruas Jalan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dari UPT Puskesmas Astambul menuju Desa Kalampayan Tengah.
“Terkait adanya penurunan pondasi bahu jalan kabupaten di Desa Sungai Alat – Kaliukan, tentunya kita akan melihat dahulu ke lapangan. Kalau memang secara teknis dapat dilakukan penangan secara cepat, maka segera kita lakukan. Namun, kalau secara teknis memerlukan penelitian terlebih dahulu seperti penyelidikan tanah, perencanaan yang lebih komprehensif, tentunya kita membutuhkan waktu dalam melakukan penanganan,” jelasnya.(zai/klik)
