Klikkalimantan.com, BANJARBARU – Di era kondisi perekonomian yang dirasakan berat seperti saat ini, sektor pertanian menjadi salah satu objek yang dilirik banyak kalangan. Termasuk kalangan milenia yang belakangan mulai banyak terjun di usaha pertanian.
“Jadi petani itu keren. Banyak pelajaran hidup yang bisa dipelajari dalam rutinitas bertani,” ungkap Alvin, milenia yang sebelumnya menghabiskan hari-harinya sebagai salah seorang petinggi di salah satu BUMN.
Selain menguntungkan, papar pria berbadan subur ini, bertani itu sangat menyenangkan. Bahkan dirinya dan tiga orang temannya jika sudah berada di lahan pertaniannya yang berada di sekitaran kantor Gubernur Kalimantan Selatan ini, seringkali keasikan.
“Kalau sudah ada di kebun, saya ini berasa sangat nyaman. Ada ketenangan di sana. Terlebih ketika buah-buah melon dan semangka yang kami jadikan komoditi unggulan sudah mulai menua,” ujarnya sumringah di sela-sela istiratnya.
Melon dan semangka kata dia, menjadi pilihan komoditi utama karena memang secara ekonomi memberikan keuntungan yang baik. Di sisi lain, permintaan pasar terhadap buah melon dan semangka saat ini sangat bagus.
“Kitakan tahu di masa pandemic Covid-19 sekarang ini kebutuhan tubuh terhadap asupan vitamin yang berasal dari buah-buahan sangat dibutuhkan. Nah, melon dan semangka menjadi pilihan yang mudah didapat, dan tentu saja harganya juga sangat terjangkau untuk semua kalangan,” ujarnya.
Alvin pun memaparkan, dari luasan lahan 2,5 hektare yang digunakannya setiap musim tanam bisa mendapatkan omzet seratus juta lebih. Dari omzet tersebut 50 sampai 60 persen adalah modal, sisanya keuntungan murni.
“Satu musim tanam melon dan semangka membutuhkan waktu dari tanam bibit hingga panen berkisar 70 sampai 80 hari,” ujarnya.
Selain dua komoditi itu jelasnya lebih jauh, mereka juga menanam jenis sayur buah dan lombok. Khusus sayur buah utamanya tomat, usia 45 hari sudah panen. Sedangkan untuk Lombok dibutuhkan waktu yang lebih lama, yakni sekitar 100 hari.(yan/klik)