klikkalimantan.com, MARTAPURA – Relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Banjar, memastikan pihaknya tidak akan menuntut banyak terkait hak mereka yang belum dibayarkan Dinas Sosial (Dinsos).
Hal ini ditegaskan oleh Ketua Forum Tagana Kabupaten Banjar, Syuhada Kurni, didampingi puluhan relawan kemanusiaan Tagana, usai menghadiri rapat konsolidasi bersama DPRD, Dinsos, dan Inspektorat Kabupaten Banjar pada, Senin (1/11/2021).
“Kami hanya mempertanyakan hak kami. Karena, sudah uang piket tidak dibayar, ternyata uang insentif kami juga tidak dibayarkan,” ujarnya kepada sejumlah awak media.
Syuhada menjelaskan secara singkat kronologis masalah ini, sebelum mencuatnya tuntutan relawan kemanusiaan dari Tagana tersebut.
“Awalnya saya hanya menanyakan hak kami melalui pesan singkat. Malah mereka mencak-mencak, dan saya pun kembali mempertanyakan terkait hal ini. Baik uang piket, tali asih, dan lain sebagainya ke Inspektorat. Sehingga permasalahan ini mencuat ke permukaan. Padahal kami tidak menuntut berat,” ungkapnya.
Dikatakan Syuhada, kalau pun berdasarkan hasil pertemuan kali ini insentif mereka hanya 3 bulan terakhir yang dibayarkan, pihaknya pasti akan menerima selaku relawan yang bertugas demi kemanusiaan.
“Namun, kalau berdasarkan ibu tadi (Kencana Wati selaku Kepala Inspektorat), harus dibayarkan semua. Tentunya kami pun lebih bersyukur, kalau bisa dibayarkan semua. Kalau memang ada haknya, karena ada anggarannya, ya… kami tuntut. Kalau tidak, ya… tidak apa, karena kami relawan,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinsos Kabupaten Banjar, Ahmadi, didampingi Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial (Kabid Linjamsos), Nur Safiullah, mengungkapkan, permasalahan ini terjadi karena miskomunikasi saja.
“Terkait dana insentif ini, sebenarnya hanya miskomunikasi saja. Ada dua sumber dana insentif, yakni dari pemerintah daerah dan kementerian,” ucapnya.
Lalu, bagaimana bisa insentif Relawan Tagana yang dinilai sangat strategis bisa masuk dalam refocusing anggaran?
Ahmadi menyebutkan, hal tersebut terjadi dikarenakan adanya keperluan, yakni terjadi refocusing sekian persen, dan miskomunikasi.
“Karena terjadi refocusing sekian persen, sehingga dana ini pun juga masuk dalam refocusing anggaran, serta sumber dana lainnya pada Dinsos Kabupaten Banjar,” ucapnya.
Ahmadi memastikan, untuk dana insentif relawan Tagana 3 bulan ke depan sebenarnya masih ada. “Tapi berdasarkan hasil pemeriksaan, kegiatan Tagana dengan program tidak relevan. Sehingga kami beranggapan hal ini perlu dilakukan perbaikan di Anggaran Belanja Tahunan (ABT), agar dapat menyesuaikan kegiatan programnya,” pungkasnya.(zai/klik)