klikkalimantan.com, MARTAPURA – Kondisi jembatan sebagai akses penghubung satu-satunya antara RT03 dengan RT07 di Desa Pingaran Ilir, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, kian memprihatinkan, pasca diterjang banjir yang membawa berbagai tumpukan meterial.
Peristiwa terjangan deras arus sungai yang membawa tumpukan berbagai meterial tersebut bukan kali pertama terjadi. Namun, hampir terjadi saban tahun, ketika air Sungai Riam Kiwa dan Riam Kanan meluap dan membawa tumpukan berbagai meterial yang menerjang badan jembatan hingga menyebabkan konstruksi bangunan jembatan yang lebih dikenal warga sekitar dengan sebutan ‘Jembatan Pulau’ mengalami pergeseran dan miring ke arah hilir Sungai Martapura.
Menurut Kepala Desa (Kades) Pingaran Ilir, Ahmad Zaini, perbaikan Jembatan Pulau yang dibangun pada 2001 dengan panjang 70 meter lebih dan lebar sekitar 1,5 meter tersebut sudah pernah diajukan Pemerintah Desa (Pemdes) Pingaran Ilir ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar untuk dilakukan perbaikan pada 2016 lalu.
“Kapan realisasinya kami tidak tahu pasti. Tapi, sekitar sebulan lalu Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Banjar sudah meninjau langsung ke lokasi, dan kabarnya akan dibangunkan jembatan gantung tak jauh dari lokasi jembatan ulin tersebut,” ujarnya, Rabu (12/1/2022) kemarin.
Dikonfirmasi terkait perihal tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PUPR, M Riza Dauly, mengatakan, Dinas PUPRP melalui Bidang Bina Marga terlebih dulu akan melakukan inspeksi untuk melakukan penilaian.
“Mudah-mudahan dapat digantikan sesuai dengan ketersediaan anggaran tahun ini. Jadi, kita akan analisa secara teknis terlebih dulu, apakah akan membangunkan jembatan gantung atau jembatan permanen sesuai dengan perhitungan lalulintas rata-rata dan jenis muatan yang dibawa penduduk,” ucapnya, Jum’at (14/1/2022).
Pejabat definitif Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Kabupaten Banjar ini mengakui, konstruksi Jembatan Pulau di Desa Pingaran Ilir tersebut memang sudah keempat kalinya terjadi penumpukan sampah, yakni pada bencana banjir di akhir 2020 lalu, dan awal 2021 lalu.
“Pada bencana banjir kali ini, sampah dan berbagai meterial yang menyangkut lebih banyak. Karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar mengimbau kepada seluruh warga yang kerap menggunakan akses tersebut, khususnya pejalan kaki agar selalu berhati-hati karena kontraksi kekuatan jembatan mulai menurun. Sedangkan untuk pengendara roda dua terlebih yang membawa muatan, diimbau mencari akses lain,” ujarnya.
Untuk mengatasi masalah tumpukan berbagai meterial yang menyangkut pada jembatan tersebut, Dinas PUPR melalui Bidang Sumber Daya Air (SDA) sejak 12 hingga 13 Januari 2022 kemarin sudah menerjunkan 20 orang tim Operasi dan Pemeliharaan (OP), perahu dan peralatan seadanya.
“Dengan peralatan seadanya tersebut, kita coba untuk mengoptimalkan kegiatan pembersihan tumpukan meterial di jembatan tersebut. Tidak menutup kemungkinan, tumpukan yang dibersihkan tersebut akan tersangkut lagi di jembatan lainnya di hilir sungai, dan akan kembali kita bersihkan,” pungkasnya.(zai/klik)