klikkalimantan.com, MARTAPURA – Pasca Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI) mencabut subsidi minyak goreng pada 31 Mei 2022 lalu, stok minyak minyak goreng, baik curah maupun kemasan, banjir di Pasar Tradisional Martapura, Kabupaten Banjar.
Menurut salah satu pemilik toko agen di Pasar Tradisional Martapura, Jalan Melati, yakni M Aini, ketersediaan minyak goreng curah dan kemasan terpenuhi, dan harganya pun stabil sejak pemerintah mencabut subsidi minyak goreng berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 26 Tahun 2022 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menperin (Permenperin) Nomor 8 Tahun 2022 tentang Penyediaan Minyak Goreng Curah untuk Kebutuhan Masyarakat, Usaha Mikro, dan Usaha Kecil dalam Kerangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
“Untuk harga eceran minyak goreng curah yang sebelumnya melonjak hingga Rp15.000 per liter, kini hanya Rp11.500 per liter. Begitupun untuk harga minyak goreng kemasan yang sebelumnya melonjak hingga Rp25.000, kini sudah di harga normal, yakni berkisar antara Rp14.000 hingga Rp16.5000. Seperti harga minyak goreng kemasan Fortune sekarang Rp14.000,” ujarnya kepada sejumlah awak media, Senin (25/7/2022).
Kendati demikian, papar M Aini, pencabutan subsidi minyak goreng tersebut ternyata sangat berdampak terhadap permintaan.
“Saat ini, untuk stok minyak goreng bisa dikatakan banjir, karena mudah dicari dan harganya pun murah. Tapi, kondisi ini ternyata berpengaruh terhadap permintaan. Artinya, lebih sedikit pembeli,” ucapnya.
M Aini menceritakan, saat ketersediaan stok minyak goreng langka, dan terjadi lonjakan harga, permintaan minyak goreng sangat tinggi.
“Bahkan, saat kondisi tersebut, saban harinya sekitar 16.000 liter minyak goreng curah habis terjual. Saat situasi normal ini, stok minyak goreng curah yang terjual hanya sekitar 2.000 liter per hari,” akunya.(zai/klik)
