Klikkalimantan.com, BANJARBARU – Penyakit Demam Berdarah (DBD) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk ini, terus meningkat setiap Tahunnya. Ironisnya DBD ini terjangkit, pada anak-anak usia dini.
Direktur Rumah Sakit Daerah Idaman (RSDI) Kota Banjarbaru, dr Danny Indrawardhana kasus DBD menyebutkan bahwa pasien DBD yang paling banyak ditangai RSDI adalah pada anak-anak.
“Paling banyak yang masuk ke kita adalah anak-anak dibandingkan orang dewasa,” katanya.
Ia mengatakan, bahwa RSDI Banjarbaru akan selalu siap menerima pasien DBD terlebih yang sudah mengalami puncak gejala.
Menurutnya, pasien DBD yang sudah masuk RS merupakan pasien dengan kondisi sudah demam terlampau tinggi, dan mengalami kebocoran plasma. Sehingga akan secepatnya diberikan penanganan berupa cairan infus.
“Beruntung semua pasien DBD di rumah sakit tidak ada kritis, yang sampai harus mendapatkan perawatan intensif,” ujarnya.
dr Danny berpesan kepada orang tua khususnya, agar menjaga kondisi anak dengan pemberian nutrisi dan cairan yang terpenuhi. Jika anak mengalami demam maka harus segera diatasi dengan pemberian Paracetamol sesuai dosis.
“Kunci dari penanganan pasien DBD adalah pemenuhan cairan. Dengan itu maka kondisi pasien atau penderita bisa lebih cepat dipulihkan,” jelasnya.
Selain itu juga penerapan 3M plus yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas, plus menghindari gigitan nyamuk, tidur menggunakan kelambu dan menyalahkan obat nyamuk.
“Demi memberikan pelayanan yang baik bagi pasien kami akan terus, meningkatkan pelayanan di unit gawat darurat. Pasalnya rumah sakit yang merupakan fasilitas rujukan biasanya akan menerina pasien yang kondisinya sudah cukup parah,” tutupnya.
Diketahui, dari data Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru terdapat 58 kasus DBD yang terjadi di 2020. Kemudian turun pada 2021 menjadi 16 kasus, sedangkan data terakhir pada 2022 kasus DBD kembali naik menjadi 47.(kus/klik)