klikkalimantan.com, MARTAPURA – Guna kembali menggeliatkan dan meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya para pelaku
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pasca terdampak pandemi Covid-19, maka kegiatan Exhibition product (Expo) menjadi salah satu cara jitu yang diterapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar.
Seperti kegiatan Banjar Expo 2023 yang digelar selama 5 hari, yakni pada 19-23 September 2023 lalu. Serta Expo Ekonomi Kreatif (Ekraf) Tahun 2023 yang dihelat 3 hari, 8-10 Juni 2023 lalu, yang sama-sama dilaksanakan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ratu Zalecha Martapura.
Teranyar, Pemkab Banjar, melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (DKUMPP) Kabupaten Banjar, kembali menggelar Festival Cinta Kabupaten Banjar yang juga dilaksanakan di RTH Ratu Zalecha Martapura selama 5 hari pada 31 Oktober – 4 November 2023, dengan kembali menampilkan berbagai produk olahan para pelaku UMKM.
Menanggapi perihal tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Banjar, HM Rofiqi, memberikan “apresiasi” kepada Pemkab Banjar yang telah berupaya untuk membangkitkan perekonomian masyarakat. Khususnya perekonomian para pelaku UMKM di Kabupaten Banjar.
“Saya sangat mengapresiasi dengan banyaknya kegiatan festival yang diselenggarakan Pemkab Banjar. Karena pekerjaan ini merupakan cara paling gampang, agar Pemkab Banjar kelihatan bekerja,” ujarnya kepada sejumlah awak media.
Politisi Gerindra Kabupaten Banjar ini juga mengumpamakan, kegiatan festival seperti cerita di salah satu film the flintstone cartoon yang menceritakan kisah zaman prasejarah.
“Flintstone itu kan pikirannya di zaman batu. Kalau melaksanakan kegiatan seperti itu terus-menerus, UMKM mana ada yang maju. Ekonomi itu butuh akselerasi dan ide-ide kreatif,” katanya.
Misal, lanjut pengusaha muda di Kabupaten Banjar ini, Pasar Batuah Martapura yang kini sepi karena kondisinya memang tidak nyaman. Mestinya harus dibuat lebih modern lagi, guna kenyamanan bersama.
“Kalau kondisinya lebih modern dan nyaman, baik dengan cara meningkatkan fasilitas penunjang di lingkungan pasar, area parkir gratis dan hal lainnya, tentunya akan ramai pembeli. Hal ini yang baru bisa dikatakan inovasi. Kalau inovasi cuman menghadirkan sepatu kanan ditambah sepatu kiri, di toko sudah banyak, dan tidak perlu lagi melakukan inovasi seperti itu,” ucapnya.
Karena itu, HM Rofiqi menilai Pemkab Banjar telah kehabisan ide kreatif untuk meningkatkan perekonomian di Kabupaten Banjar. Terlebih jika pelaku UMKM harus membayar terkait stand yang ditempati.
“Kalau stand bayar, berarti yang mendapatkan keuntungan ya pelaksananya. Artinya, secara umum masyarakat tidak ada mendapatkan keuntungan, dan acara festival seperti ini merupakan cara mudah untuk menghabiskan duit daerah dan cara paling cepat untuk mencari duit,” pungkasnya.(zai/klik)