Kebun Pisang di Balangan Kena Penyakit Layu

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
(Foto : klik)

Klikkalimantan.com, PARINGIN – Ribuan pohon pisang pada sejumlah kebun di Kabupaten Balangan terkena atau terjangkit penyakit Layu. Akibatnya, banyak tanaman pisang itu mati dan tidak menghasilkan buah.

Menurut catatan Dinas Pertanian Kabupaten Balangan, penyakit Layu ini menyerang tanaman pisang hampir di seluruh wilayah Bumi Sanggam.

Kabid Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Balangan, Misrinawati, menyampaikan, berdasarkan laporan ada sekitar 948 rumpun tanaman pisang yang kena penyakit Layu tersebut.

“Jika kita hitung rata-rata tiap rumpun itu ada 4 pohon pisang, maka sudah ada sekitar tiga ribu pohon pisang yang kena,” ujarnya saat dimintai komentarnya, Senin (27/7/2020).

Pihaknya sendiri, menurut Misrinawati, sudah beberapa kali turun ke lapangan guna melihat langsung serta melakukan penanganan. Yakni memberikan edukasi terkait penyakit layu pada pisang ini. Baik itu cara pencegahan, maupun penanganan tanaman yang terkena.

Sementara itu, menurut Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Wahyudi, penyakit layu pada pisang biasanya terbagi dua. Yakni layu fusarium (penyakit Panama ) dan layu bakteri ( penyakit Moko).

Keduanya, papar Wahyudi, mempunyai ciri atau gejala serta dampak yang hampir sama. Yaitu secara umum tanaman mengalami layu terlebih dahulu, sebelum mengalami kerusakan lainnya.

“Khusus layu fusarium atau sering disebut penyakit Panama, disebabkan oleh Fusarium Oxysporum f Sp Cubense (FOC). Penyakit ini merupakan penyakit paling berbahaya yang menyerang tanaman pisang,” katanya.

Penyakit ini, lanjut dia,nmenular melalui tanah, menyerang akar, dan masuk ke dalam bonggol pisang. Di dalam bonggol ini, jamur merusak pembuluh, sehingga menyebabkan tanaman layu dan akhirnya mati.

Wahyudi menjelaskan, cendawan masuk melalui luka pada akar, kemudian berkembang merusak jaringan pembuluh kayu (xylem). Selanjutnya, benang-benang cendawan (miselium) terutama terdapat dalam sel, khususnya terdapat dalam jaringan pembuluh kayu. Akibat kerusakan dan adanya miselium dalam jaringan tersebut menyebabkan transportasi makanan dan air terganggu, sehingga tanaman menjadi layu dan mati.

BACA JUGA :
Dana Segar untuk Korban Banjir dari Kemenko PMK, Banjarbaru Dapat Rp500 Juta

Untuk gejalanya, menurut Wahyudi, terlihat dengan kuningnya daun pisang dari mulai daun yang tua. Menguning mulai dari pinggiran daun, lalu pecah batang. Yaitu perubahan warna pada saluran pembuluh, lalu ruas daun memendek, perubahan warna pada bonggol pisang. Biasanya, batang yang terserang mengeluarkan bau busuk.

“Penyakit ini bisa menular sangat cepat, jika penyebaran cendawan melalui air. Penyakit ini biasanya tak bisa diobati, yang bisa dilakukan hanyalah mencegahnya,” ujarnya.

Pencegahan yang bisa dilakukan, lanjut Wahyudi, buang dan bakar tanaman pisang yang sudah terlanjur terserang penyaki ini. Kemudian, menanam lebih dari satu varietas atau menanan bibit yang sehat. Jangan memasukkan bibit, bonggol, dan tanah dari daerah yang sudah terkontaminasi.

“Selain itu, untuk pencegahan lainnya bisa gunakan bibit yang bebas penyakit, bersihkan gulma di sekitar areal pertanaman,” pungkasnya. (rdh/klik)

Scroll to Top