klikkalimantan.com, MARTAPURA – Kondisi tandon yang difungsikan sebagai tempat cuci tangan di area keramaian guna mencegah penyebaran wabah Corona Virus Disease (Covid-19) di Kabupaten Banjar, saat ini terkesan tanpa perawatan.
Bahkan, seperti diberita klikkalimantan.com sebelumnya, kondisi tandon dan wastafel sebagai tempat cuci tangan yang ditempatkan di kawasan umum tampak tak terawat dan kotor. Sebagian tandon dan tempat hand sanitizer bahkan nampak kosong, dan sebagian keran airnya hilang karena terlepas.
Kenyataan tersebut seakan mengindikasikan penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) di Kabupaten Banjar kian melemah. Benarkah?
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan dan Penanggulan (GTPP) Covid-19 yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Banjar, dr Diaduddin, menyatakan, mestinya penanganan pencegahan penyebaran wabah nonalam Covid-19 di Kabupaten Banjar tetap seketat dan fokus seperti pertamakali menangani kasus tersebut. Terlebih, trend angka kasus Covid-19 kembali meningkat.
“Saat ini trend kasus Covid-19 di seluruh Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Banjar, kembali terjadi kenaikan. Kenaikan jumlah kasus tersebut tentunya dikhawatirkan kembali terjadi di Kabupaten Banjar,” ujar Kadinkes Kabupaten Banjar yang akrab disapa dr Dia ini.
Guna mencegah gelombang kedua trend peningkatan kasus Covid-19 di Kabupaten Banjar, dr Dia mengimbau agar masyarakat dalam beraktivitas, khususnya saat mengikuti pencoblosan pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang digelar pada 9 Desember 2020 nanti tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19 guna mencegah penyebaran secara meluas.
“Saat ini total kasus aktif di Kabupaten Banjar sebanyak 64 kasus, dan sebanyak 14 orang masih dirawat di rumah sakit. Jika ditotal secara keseluruhan, angka kasus aktif di Kabupaten Banjar sudah mencapai ribuan, yakni sekitar 1.006 kasus,” bebernya.
dr Dia memprediksi, trend kasus Covid-19 di Kabupaten Banjar mungkin akan terjadi penambahan.
“Jadi, kita masih melaksanakan kegiatan swab, meskipun kegiatan kita tak terlalu masif seperti yang dulu. Kenapa tak terlalu masif yang dulu? Ya, memang saat ini masyarakat yang bersedia diperiksa makin berkurang,” pungkasnya.(Zai/klik)