klikkalimantan.com, MARTAPURA – Musibah banjir yang melanda wilayah Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, mengakibatkan ribuan rumah warga yang dihuni sebanyak 11.509 Kepala Keluarga (KK) terendam banjir.
Tak hanya itu, lahan pertanian dan perkebunan warga yang didominasi tanaman buah jeruk siam sebagai varietas unggulan di Desa Sungai Alat, Kecamatan Astambul, pun rusak akibat terdampak banjir.
“Sekitar 250 pohon jeruk milik saya yang baru berusia 2,5 tahun rusak semuanya terendam banjir sekitar 3 pekan lamanya. Baru satu kali dilakukan panen di awal pertama berbuah. Mestinya di tahun ini kebun jeruk yang memasuki usia 3 tahun panennya akan lebih banyak. Tapi, semua mati. Kalau pun masih ada yang nampak hidup, dan berbuah, pohonnya tetap akan mati karena akarnya busuk dan akan diserang hama,” ujar Hanir, Warga Desa Sungai Alat kepada klikkalimantan.com, Selasa (9/2/2021).
Karena tidak tergabung dalam kelompok tani, Hanir pun berharap kepada pemerintah daerah agar memberikan bantuan berupa bibit jeruk dan tanaman lainnya yang rusak akibat terdampak bencana banjir.
Camat Astambul, H Sirajuddin Ali, berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar melalui instansi terkait agar memberikan bantuan berupa bibit kepada petani di Kecamatan Astambul. Mengingat, hampir semua tanaman dan lahan petani rusak terdampak banjir.
“Akibat bencana banjir ini, bantuan sekitar 4.000 bibit pohon jeruk yang dulu diberikan pemerintah melalui Dinas Tanaman Pangan Holtikultura (DTPH) Kabupaten Banjar, kini semuanya rusak terdampak banjir. Bahkan, berdasarkan data sementara ini, sekitar 300 karung gabah padi milik warga Desa Pingaran Ulu terendam banjir. Belum lagi di desa-desa lainnya yang saat ini masih dilakukan pendataan,” bebernya.
Menanggapi perihal tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DTPH Kabupaten Banjar, Eddy Hasby, melalui Nurul Chatimah selaku Kepala Bidang (Kabid) TPH Kabupaten Banjar menjelaskan, sejumlah tanaman pangan dan hortikultura di 14 kecamatan di Kabupaten Banjar terendam banjir.
Nurul Chatimah menyebutkan, kondisi terparah terjadi di 10 kecamatan. Yakni Kecamatan Cintapuri Darussalam, Pengaron, Mataraman, Astambul, Martapura, Martapura Timur, Martapura Barat, Sungai Tabuk, Kertak Hanyar, dan Kecamatan Karang Intan.
“Sedangkan yang terdampak sedang terjadi di 4 kecamatan. Yakni Kecamatan Beruntung Baru, Aluh Aluh, Tatah Makmur, dan Kecamatan Gambut, berdasarkan laporan dari petugas Pengawasan Organisme Pengganggu Tanaman,” ujarnya, Senin (8/2/2021) kemarin.
Pada bencana banjir tahun ini, lanjut Nurul Chatimah, ada dua ketegori jenis tanaman TPH yang terdampak. Yakni persemaian dan tanaman.
“Untuk tanaman persemaian yang terdampak banjir terdata sekitar 178.622 Kg atau setara sekitar 4.500 Hektare. Yang puso (mati) sekitar 45.170 Hektar. Sedangkan untuk tanaman yang terdampak banjir terdata seluas 3.220 Hektar, dan yang puso sekitar 1.292 Hektar,” ucapnya.
Atas peristiwa tersebut, Nurul Chatimah menyebut taksiran kerugian tanaman pangan dan holtikultura seperti pohon jeruk, pisang, cabe, timun, dan lain sebagainya, selain tanaman padi, mencapai sekitar Rp23 Miliar.
“Taksasi yang kami lakukan ini dengan hitungan seminimal mungkin, atau hanya menghitung terkait sarana produksinya saja. Tidak termasuk biaya tenaga kerja dan lain sebagainya. Kerusakan yang ditimbulkan bencana banjir ini memang sangat besar,” tegasnya.
Untuk itulah, DTPH Kabupaten Banjar saat ini tengah melakukan upaya untuk membantu meringankan beban para petani. Salah satunya dengan mengupayakan anggaran kegiatan di 2021 ini. Baik yang beralokasi dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Banjar, maupun dari APBN yang diarahkan untuk mengantisipasi dampak bencana banjir.
“Berdasarkan arahan Pak Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banjar, Mokhammad Hilman, kami harus membuat proposal usulan untuk disampaikan ke Kementerian Pertanian. Mudah-mudahan nantinya usulan kami mendapat titik terang untuk menanggulangi permasalahan yang dihadapi petani. Dengan begitu, kondisi petani yang saat ini terpuruk dapat segera bangkit seperti semula,” harapnya.
Atas musibah ini, Nurul Chatimah memprediksi akan terjadi pergeseran masa tanam yang semestinya dilakukan pada Februari 2021, kali ini kemungkinan baru dapat dilakukan penanaman pada April, Mei, atau Juni 2021 mendatang.
“Karena beberapa kecamatan masih ada yang terendam banjir, diantaranya Kecamatan Martapura Timur, Astambul, Sungai Tabuk. Namun, untuk daerah yang sudah surut, seperti Kecamatan Beruntung Baru, Aluh Aluh, Gambut, dan Tatah Makmur sudah dapat melakukan penanaman. Untuk itu, saat ini kami sangat berharap anggaran penanggulangan pasca banjir segera terealisasi,” pungkasnya.(Zai/klik)