klikkalimantan.com, MARTAPURA – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Banjar pastikan, pekan depan seluruh sekolah berbagai tingkatan, mulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Banjar siap laksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Kesiapan ini dilontarkan Plt Kadisdik Kabupaten Banjar, Liana Penny, kepada sejumlah awak media, Senin (28/6/2021) sore.
“Minggu depan kita siap-siap untuk menggelar PTM di tahun ajaran baru 2021/2022, dan langsung berjalan,” ujarnya.
Kendati pada Tahap III pelaksanaan PTM hampir semua sekolah telah melengkapi dan memenuhi syarat sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, namun Liana yang merupakan Kabid Pemberdayaan SMP ini menambahkan, pihaknya akan terus melakukan evaluasi terhadap sekolah yang telah melaksanakan kegiatan belajar secara PTM. Terlebih, belakangan ini trend angka kasus Covid-19 secara nasional mengalami lonjakan.
“Kita akan secara langsung memonitoring setiap sekolah yang melaksanakan PTM, apakah Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19 benar-benar sudah dijalankan dan diterapkan. Dan saat ini, semua tenaga pendidik baik guru PAUD, SD, dan SMP, sudah 90% melakukan vaksinasi,” ucapnya.
Liana Penny memastikan, semua sekolah kedepannya akan tetap dapat melaksanakan kegiatan PTM, asalkan mematuhi dan menerapkan dengan ketat Prokes Covid-19.
“Karena untuk dapat menggelar PTM, syaratnya menerapkan Prokes saat kegiatan belajar-mengajar. Seperti mengenakan masker, cuci tangan, mengatur meja belajar siswa dengan jarak 1,5 meter, memasang spanduk atau papan imbauan, dan mengatur jumlah siswa dalam satu ruangan, yakni 1 kelas PAUD hanya diisi sebanyak 5 siswa, SD dan SMP sebanyak 18 siswa. Begitupun pada rombel siswa, harus dibagi dua atau per sesi,” jelasnya.
Liana Penny membeberkan, terkait kurikulum tahun ajaran pun harus sudah tersusun, dengan memilih dua kurikulum yang diberlakukan saat ini.
“Jadi, sekolah bisa menerapkan kurikulum dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, atau menggunakan kurikulum umum juga boleh. Tergantung sekolah mau pakai yang mana. Tak kalah penting, saat kegiatan PTM dilaksanakan, sekolah sudah harus membentuk Satgas Covid-19 untuk melakukan kegiatan sosialisasi kepada orangtua murid,” katanya.
Ditanya klikkalimantan.com apakah masih ada sekolah yang ragu menggelar PTM dan tetap menerapkan Belajar Daru Rumah (BDR) baik secara daring atau luring?
Liana Penny memastikan, secara umum semua sekolah ingin menggelar PTM, khususnya sekolah-sekolah yang berada di zona hijau, dan blank spot (tidak ada jaringan internet).
“Mungkin untuk guru-guru yang berada di zona hijau pasti ada menginginkan untuk tetap BDR. Tapi, secara umum sekolah ingin mengelar PTM. Yang pasti kita tidak ingin main-main terkait keamanan dan kesehatan ini, sehingga semua sekolah yang akan melaksanakan kegiatan PTM harus memenuhi syarat-syaratnya terlebih dulu,” tegasnya.
Bagaimana persentase kelulusan pasca wabah Covid-19 yang mendera sejak 26 Maret 2020 lalu?
Dikatakan Liana, siswa-siswi SD pada 2020 lalu angka kelulusannya mencapai 98%, di 2021 100%. Sedangkan persentase kelulusan siswa-siswi SMP pada 2020 lalu sekitar 99,2 persen, dan di 2021 sekitar 99,79 persen.
“Untuk penilaian saat ini jauh berbeda dengan dulu yang ditentukan berdasarkan hasil Ujian Nasional (UN). Sekarang, untuk nilai kelulusan bisa digantikan dengan portofolio, atau diganti dengan penugasan. Namun, jika nilai siswa masih kurang, orangtuanya tetap dipanggil agar siswanya dapat melengkapi kekurangan,” ungkapnya.
Sedangkan, untuk angka ketidaklulusan didapati pada SMP dengan berbagai faktor, salah satunya putus sekolah. “Persentase ketidaklulusan masih belum dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS). Kalau SD 100% lulus,” pungkasnya.(zai/klik)