Jelang Nataru, Harga Cabe Makin Pedas

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Klikkalimantan.com, BANJARMASIN – Akibat curah hujan yang tak menentu, ditambah semakin dekatnya perayaan Natal dan tahun baru (Nataru), sejumlah bahan kebutuhan pokok di Kalimantan Selatan (Kalsel) mulai mengalami kenaikan.

Kabar kurang sedap ini disampaikan Kepala Dinas Perdagangan (Disdag ) Kalsel, H Birhasani, saat ditemuai di sela pelaksanaan Pasar Murah yang digelar di halaman Kantor Disdag Kalsel, baru-baru tadi.

“Harga beberapa komoditas tertentu mulai menunjukkan kenaikan jelang Natal dan Tahun Baru. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Namun, distribusinya sampai saat ini masih lancar,” katanya.

Birhasani menyebut, komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain telur ayam yang tadinya pada kisaran Rp22 ribu menjadi Rp 24 ribu per kg. Begitu pula harga daging Ayam, turut mengalami kenaikan.

“Namun, kenaikan itu masih dalam batas wajar, belum melebihi harga ketentuan atau acuan dari pemerintah sebesar Rp25 ribu,” ujarnya.

Dari perkembangan bahan pokok yang ada, papar Birhasani, hanya ada dua komoditas yang mengalami kenaikan cukup signifikan. Yakni minyak goreng dan cabe (tak termasuk cabe hijau).

Untuk harga cabe lokal saat ini sudah mencapai Rp120 ribu per kg, Cebe Tiung mencapai harga Rp80 ribu per kg, begitu pula Cabe Taji naik hingga Rp90 ribu.

Tak hanya itu, Cabe Merah Besar juga mengalami kenaikan mencapai Rp70 ribu per kg, dari harga sebelumnya yang hanya di kisaran Rp30 ribu.

“Untuk Cabe Taji memang sudah mengalami kenaikan dari daerah komoditasnya. Sebab, Cabe Taji didatangkan dari luar Kalsel,” ucapnya.

Birhasani menjeleskan, kenaikan cabe dipengaruhi curah hujan tinggi, apalagi ada daerah-daerah produksi cabe yang mengalami banjir, secara otomatis harga di pasaran mengalami kenaikan yang cukup drastis.

BACA JUGA :
Pemungutan Suara Pemilu Tinggal 117 Hari Lagi, Bawaslu Gelar Rakoor Pengawasan Partisipatif

“Hal semacam ini terjadi tidak hanya di Kalsel, melainkan secara nasional. Kondisi cuaca sangat mempengaruhi harga komoditas cabe di pasar. Pemasok Kalsel dari pulau Jawa dan Sulawesi,” pungkasnya. (sin/klik)

 

Scroll to Top