PKS Kalsel Tolak Keras Kenaikan Harga BBM, Ja’far: Pemerintah Tidak Peka terhadap Kesulitan Rakyat

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

klikkalimantan.com, BANJARMASIN – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kalsel bereaksi keras terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Sabtu (3/9/2022).

Suara keras menolak kenaikan itu disampaikan Ja’far SHut, selaku Ketua DPW PKS Kalsel. Ia menilai, kenaikan itu menandakan ketidakpekaan pemerintah terhadap kesulitan rakyat dengan menaikkan harga BBM bersubsidi.

Menurutnya, kenaikan tersebut sangat tidak tepat di tengah sejumlah persoalan yang masih dirasakan masyarakat. Oleh karenanya, pemerintah diminta segera menurunkan kembali harga BBM.

“Dampak pandemi Covid-19 belum sepenuhnya hilang. Masyarakat masih berupaya untuk bangkit, ekonomi belum sepenuhnya pulih. Dampak kenaikan dan kelangkaan minyak goreng saja, masih dirasakan oleh rumah tangga dan perekenomian rakyat,” ucapnya.

Ketua DPW PKS Kalsel, Ja’far SHut

Bagi Ja’far, kenaikan harga BBM akan berimbas pada sejumlah sektor yang berkaitan. Kenaikan harga sembako dan berbagai kebutuhan dasar masyarakat tidak bisa dihindari, lantaran biaya transportasi dan mobilisasi mengalami kenaikan dikarenakan imbas dari kenaikan harga BBM.

“Kita baru saja merasakan kenaikan harga LPG. Dan sekarang, harga BBM bersubsidi kembali dinaikkan oleh Pemerintah. Ini pasti akan menimbulkan efek domino yang tidak kecil. Tentu kenaikan harga BBM akan diikuti dengan kenaikan harga-harga kebutuhan rakyat. Di mana hati nurani pemerintah?” katanya.

Maka dari itu, sebagai wujud kepedulian PKS terhadap suara dan keresahan masyarakat, pihaknya meminta agar pemerintah segera menurunkan kembali harga BBM bersubsidi.

“Jangan menambah beban masyarakat. Apalagi, saat ini para petani kita sedang dirundung masalah. Serangan hama pada tanaman padi menjadi pukulan berat bagi mereka tahun ini. Ditambah, dampak iklim yang tidak menentu. Kondisi ini tentu akan mempengaruhi hasil panen. Sehingga sebagian besar para petani di Kalsel terancam gagal panen. Tentu ini berat bagi petani kita yang mayoritas di Kalsel adalah menggarap tanaman padi,” sebutnya.

BACA JUGA :
Bentuk Kepedulian, Srikandi PLN Salurkan Bantuan Perlengkapan Dapur untuk Korban Kebakaran

“Bagaimana mereka bisa mengembalikan modal, apalagi untung, dengan kondisi hasil panen yang memprihatinkan. Ditambah kenaikan harga BBM bersubidi yang naiknya tidak tanggung-tanggung, tentu menambah berat beban hidup para petani di Kalsel,” tambahnya.(rilis/klik)

 

Scroll to Top