Festival Gerbang Nusantara Bertajuk Pekan Budaya Banua 2024 Ditutup, Adi Santoso: Ini Merupakan Identitas Kita!   

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
MENABUH-Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Gubernur Kalsel, Adi Santoso, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Yayuk Sri Budi Rahayu, Kabid Kebudayaan Disdikbud Kalsel, Raudati Hildayati, Ustadz Supian Al-Banjari, dan para pejabat lainnya menabuh rebana sebelum penutupan Festival Gerbang Nusantara di Lapangan Murdjani Banjarbaru, Kalsel.(adpim/klik)

klikkalimantan.com, BANJARBARU-Festival Gerbang Nusantara dengan tajuk Pekan Budaya Banua 2024 resmi ditutup oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Gubernur Kalsel, Adi Santoso di Lapangan Murdjani Banjarbaru, Kamis (24/10/2024), malam.

Sebelum penutupan, terlebih dahulu disuguhkan penampilan maulid habsyi dari grub Irsyadul Fata, kemudian pertunjukkan tari ba’ayun maulid dari Sanggar Spen Gatra, yang menampilkan sejumlah siswi SMPN 3 Martapura. Lalu, nasyid dan pembacaan puisi religi dari santriwati Ponpes Darul Hijrah Putri.

Penutupan Festival Gerbang Nusantara 2024 yang mengusung tema ‘Bergerak, Bersama, Berkarya, Berdaya dan Berbudaya’ itu dihadiri Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan (PPK) Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Yayuk Sri Budi Rahayu, Kabid Kebudayaan Disdikbud Kalsel, Raudati Hildayati, Ustadz Supian Al-Banjari, budayawan dan seniman Kalsel lainnya.

“Pekan Budaya Banua ini bagian dari Festival Gerbang Nusantara 2024 hari ini telah berakhir. Terimakasih atas kerjasama semua pihak dalam penyelenggaraan ini, sehingga terlaksana dengan rutin setiap tahunnya,” kata Adi Santoso, membacakan  sambutan Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor.

Dikatakan Adi, festival ini tak sekadar penyelenggaraan seni dan budaya saja, tetapi upaya pemerintah dalam melestarikan budaya Nusantara Indonesia, terutama budaya dan kesenian daerah yang ada di Bumi Kalsel Babussalam.

“Saya rasa bangga dan terhormat melihat antusiasme seluruh elemen masyarakat yang aktif dalam memelihara dan menjaga kesenian daerah. Ini merupakan identitas kita!” tutur Adi.

Selama empat hari penyelenggaraan, tambah Adi, banyak rangkaian seni yang disuguhkan kepada masyarakat Banua. Dengan berbagai pertunjukkan seni tradisional, bahkan pameran kebudayaan.

“Lewat festival ini, saya rasa akan melahirkan generasi yang unggul dalam menghadapi tantangan zaman sekarang. Dan, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar terkait kesenian dan kebudayaan daerah yang merupakan warisan budaya dunia,” kata Adi.

BACA JUGA :
Cegah HIV Aids, TBC, dan Malaria, Pemkab Balangan Raih Penghargaan Nasional

Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Yayuk Sri Budi Rahayu menjelaskan, program jalur rempah telah dicanangkan sejak 2020 lalu. Sedangkan untuk kegiatan di Kalsel, menurutnya, tak pertama kali, tetapi kunjungannya telah banyak melaksanakan kerjasama dengan berbagai pihak seperti komunitas, budayawan, dan yang lainnya.

“Di sini sangat kental dengan budaya islamnya. Ini juga yang menjadi momentum dalam meningkatkan UMKM di masyarakat agar kita semua dapat belajar bersama tentang budaya,” tutur Yayuk.

Selain itu, Yayuk juga melihat banyak penulis-penulis handal di Kalsel, yang melahirkan tokoh budayanya. Lewat bentuk buku sejarah yang ditulis oleh mereka, maka diwariskan oleh generasi muda kini. Di Kalsel, objek kemajuan budaya maupun cagar budayanya yang terus dilestarikan, sehingga pewarisan yang baik itu bisa menyebar lewat keluarga dan sekolah-sekolah.(pr/klik)

Scroll to Top