klikkalimantan.com, MARTAPURA – Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar dalam mengentaskan kemiskinan patut dipertanyakan. Sebab, dari hasil Inspeksi Mendadak (Sidak) anggota DPRD Kabupaten Banjar, Wahyu Akbar ke Desa Tampang Awang, Kecamatan Tatah Makmur pada 21 Agustus kemarin, masih ada didapati rumah warga yang tidak layak huni.
Salah satunya seperti rumah milik Martinah (62) yang berada di Jalan Warga Jaya RT06, Desa Tampang Awang yang dilihat dari berbagai sisi, baik atap, dinding, hingga lantainya lapuk termakan usai tanpa perbaikan hingga puluhan tahun.
Bahkan, saat kali pertama Wahyu Akbar mengucapkan salam dan memijakkan kaki didepan pintu utama kediaman wanita lanjut usia (lansia) yang dihuni tiga Kepala Keluarga (KK) dengan total tujuh jiwa. Kaki Politisi Partai Demokrat tersebut langsung terperosok.
Parahnya lagi, selain kondisi rumah yang memprihatinkan hingga banyak didapati lubang baik pada bagian dinding, lantai, hingga atap yang hanya ditutupi terpal serta spanduk. Martinah juga memiliki seorang cucu yang cacat sejak lahir, yakni Ahmad Hilmi (6) yang tidak memiliki dua daun telinga (anotia) serta bibir sumbing (labiopalatognathia) yang tidak mendapatkan penanganan medis.
Prihatin dengan kondisi tersebut, Wahyu Akbar selaku anggota DPRD Kabupaten Banjar dari Daerah pemilihan (Dapil) III berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat khususnya terkait program bantuan rumah layak huni seperti milik Martinah, hingga berjanji siap membantu bocah berusia 6 tahun tersebut agar mendapatkan penanganan medis.
“Rasa sakit akibat terperosok ini tidak seberapa, sedangkan mereka hidup dengan kondisi seperti ini tentunya sudah puluhan tahun. Hal ini sangat memprihatikan,” ujar Wahyu Akbar.
Ia juga mengungkapkan, bahwa tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar yang seharusnya mendapatkan perhatian serius dari Pemkab Banjar, terlebih Martinah tergolong warga tidak mampu.
“Tentunya hal ini harus benar-benar diperhatikan, baik dari pemerintah desa sampai pemerintah daerah. Siapa yang hatinya tidak tergetar saat memasuki rumah beliau. Semoga ada bantuan yang benar-benar tepat sasaran untuk keluarga seperti nenek Martinah ini,” ucapnya.
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Banjar ini juga menegaskan, dirinya tidak akan berdiam diri dan hanya menerima laporan di atas meja saja. Melainkan akan langsung terjun ke lapangan agar permasalahan warga di Dapilnya teratasi. “Dari sinilah saya bisa memperjuangkannya dan lebih kuat di DPRD,” katanya.
Atas adanya perhatian dari anggota DPRD Kabupaten Banjar tersebut, Rahmani didampingi istrinya, yakni Mailani mengucapkan rasa syukur. Sebab, sudah puluhan tahun kondisi rumah mertuanya, yakni Martinah hingga anaknya tak pernah mendapat perhatian baik dari Pemerintah desa (Pemdes) hingga kabupaten.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Wahyu Akbar, dan ini yang benar-benar anggota dewan mewakili dan diinginkan masyarakat. Bahkan Pak Wahyu sempat terperosok saat masuk ke dalam rumah,” tutur bapak dua anak yang kesehariannya bekerja serabutan.
Sebab, upaya Rahmani agar rumah mertuanya mendapatkan bantuan perbaikan selalu tak digubris Pemdes, tak terkecuali terkait kondisi anaknya yang mengalami cacat sejak lahir.
“Memang saya hanya menantu di rumah ini, tapi saya sudah sering meminta bantuan melalui Pemdes, tapi seperti tidak ada respon. Memang sempat disurvei dan difoto-foto, tapi anehnya rumah yang masih layak yang mendapatkan program rutilahu. Kalau bahasa kasarnya bisa dibilang rumah yang kami tempati ini lebih bagus kandang ayam. Kenapa bisa tidak terdata, kan sudah puluhan tahun mertua saya tinggal di sana?,” tutupnya.(zai/klik)