Stok Bahan Pangan di Kabupaten Banjar Aman untuk Tiga Bulan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Saidan Fahmi, Anggota Komisi II Kabupaten Banjar

klikkalimantan.com – Stok bahan pangan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan dipastikan aman hingga tiga bulan ke depan. Kepastian ketersediaan stok bahan pangan di masa tanggap darurat wabah virus korona (covid-19) itu disampaikan Saidan Fahmi, anggota Komisi II DPRD Kabupaten Banjar usai rapat dengar pendapat (RDP) bersama Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) via videokonferensi, Rabu (15/4/2020).

“Stok beberapa komoditi dipastikan aman hingga tiga bulan. Terutama beras. Karena untuk beras Kabupaten Banjar memroduksi sendiri,” kata Saidan.

Kendati demikian, menurut Saidan ada beberapa komoditi yang perlu diwaspadai ketersediaannya. Yakni bawang merah, bawang putih, gula dan beberapa bahan pangan yang didatangkan dari luar daerah.

“Kami juga meminta kepada dinas terkait agar ketersediaan stok bahan pangan di pasaran tetap aman dan tidak terjadi kelangkaan. Utamanya saat Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1441 H,” ujar politisi Partai Demokrat ini.

Dia menambahkan, untuk ketersedian bahan keperluan pokok, dewan akan terus memaksimalkan peran pengawasan di masa pandemi covid-19 dengan pengawasan langsung ke lapangan.

“Kami juga sudah mengevaluasi metode monitoring agar sesuai dengan anjuran pemerintah yakni, social distancing. Sebelumnya metode kami masih secara rombongan saat monitoring,” akunya.

Sementara itu, Edy Hasby, Kepala Dinas Ketapang Kabupaten Banjar ditemui klikkalimantan.com, Kamis (16/4/2020) mengatakan, kebutuhan beras warga Kabupaten Banjar masih di bawah stok yang tersedia.

“Berdasarkan informasi dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, produksi beras hasil panen masa tanam enam bulan lalu sebanyak 26.996 ton. Sedangkan kebutuhan beras 13.646 ton. Untuk beras kita surplus,” kata Edy Hasby.

Meski Surplus, menurutnya Pemkab Banjar jangan terlalu optomis, terlebih di masa pandemi wabbah virus korona seperti sekarang ini. Karema hal-hal di luar prediksi bisa saja terjadi.

BACA JUGA :
Kantor Dinas Perkim dan P2KBP3A Kabupaten Banjar Tampung Puluhan Korban Banjir

“Semisal, diterapkan lockdown. Masyarakat di desa-desa sentra penghasil padi tentu tak akan menjual hasil panennya karena untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Kondisi tersebut tentu dapat memicu gejolak harga karena teejadi kelangkaan beras sebagai bapokting,” ungkapnya.

Sedangkan untuk ketersediaan bahan pokok penting (bapokting) yang lain; daging, telur, ikan relatif aman. Yang perlu diwaspadai, gula yang saat ini hanya tersedia 1.275 ton. Sedangkan kebutuhan gula sekitar 1.592 ton. “Artinya terjadi defisit. Begitu pula dengan minyak goreng,” pungkas Edy. (zai/klik)

Scroll to Top