Maret Berlalu, Tunggakan PAD Baramarta Tak Berkurang

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

klikkalimantan.com – Eksistensi PD Baramarta sebagai salah satu penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) PD Baramarta dipertanyakan. Pasalnya hingga kini perusahaan plat merah milik Pemerintah Kabupaten Banjar ini nunggak setoran PAD untuk tahun anggaran 2019.

Sempat janji akan menyetor tunggakkan sebesar Rp3,9 Miliar, dari target PAD 20019 sebesar Rp4,4 Miliar Maret tadi, namun hingga kini tak juga ada realisasi. Janji PD Baramarta tak tebukti.

“PD Baramarta baru setor Rp500 juta untuk target PAD tahun 2019. Sempat janji akan bayar kekurangannya bulan Maret tadi,” kata Farid tengah pekan kemarin.

Karena tak sesuai janji, Farid mengaku akan menyurati pihak managemen PD Baramarta sebagai tindak lanjutnya. Akan ditanyakan pula dalam surat tersebut penyebab perusahaan daerah bidang pertambangan batu bara ini nunggak bayar setor PAD.

Perlu diketahui, karena menurut Farid, target PAD PD Baramarta 2020 ini justru ditambah. Dari yang sebelumnya Rp4,4 Miliar menjadi Rp5 Miliar.

Lebih lanjut disampaikan Farid, dalam kondisi keuangan daerah sedang tak baik di tengah kondisi pandemi virus korona (covid-19) seperti sekarang ini, setoran PAD dari BUMD milik Pemkab Banjar diharapkan. “Karena memang dasar dibentuknya BUMD untuk menyumbang PAD,” ujarnya.

Menurutnya, jika dalam perjalanannya esksistensi BUMD sebagai penyumbang PAD tak lagi, perlu dilakukan evaluasi untuk efisiensi. Terlebih lagi di Kabupaten Banjar ada dua BUMD bergerak di bidang penambangan batu bara; PD Baramarta dan PT Barakat Intan Mandiri (BIM).

“Dua badan usaha bergerak di bidang yang sama, untuk efisiensi akan lebih baik jika dimerger. Sepertinya BPR dan BPR Syariah yang sudah tahap akan digabung,” kata Farid.

Sementara itu, pihak manegemen PD Baramarta tak memberikan keterangan detil penyebab tunggakan PAD yang janjinya akan dibayar Maret tadi.

BACA JUGA :
Terkait Bappelitbang Banjar Ingin Bikin Parameter Indeks Pendidikan Sendiri, BPS Tak Bisa Terima

Hari Ardjan, Humas pada PD Baramarta ditemui , Kamis (17/4/2020) hanya menyebutkan penurunan produksi batu bara menjadi penyebabnya. “Detil jumlah produksinya saya tidak tahu, kebetulan orang yang membidangi tak masuk hari ini. Besok kemungkinan ada,” kata Haris.

Esok harinya, Jumat (18/4/2020) saat dihubungi via pesan singkat telpongenggamnya, tak ada respon. Setelah dihubungi lagi, Senin (20/4/2020) pernyataan baru terlontar. Namun bukan lagi penurunan produksi batu bara penyebabnya, melainkan stok batu bara yang justru menumpuk lantaran harga jual baru bara yang anjlok.

“Sebenarnya stok baru bara menumpuk yang disebabkan harga jual batu yang sedang tidak bagus. Karena itu kami tahan batubara sembari mencari penawaran harga jual batu yaang lebih baik,” kata Haris. (yan/to/klik)

Scroll to Top