klikkalimantan.com, BANJARBARU – Koalisi masyarakat sipil Kalimantan Selatan yang tergabung dalam Fraksi Rakyat Indonesia (FRI) Kalsel kembali melakukan aksi damai, Jumat (14/8/2020) di depan Kantor Gubernur di Banjarbaru. Aksi damai dilakukan untuk menyampaikan sederet tuntutan penolakan RUU Cipta Kerja yang dinilai akan merugikan rakyat.
Fahrianor, koordinator aksi menyampaikan bahwa aksi kali ini ditujukan ke Gubernur Kalsel untuk menegaskan bagaimana sebenarnya sikap H Sahbirin Noor menanggapi tuntutan rakyat dan penolakan terhadap RUU Cipta Kerja.
“Kami ingin tau seperti apa sikap Gubernur Kalsel terhadap omnibuslaw RUU Cipta Kerja, apakah beliau menolak juga atau bagaimana, tapi sayangnya beliau tidak ada di tempat dan mengutus stafnya yang tidak mengerti apa-apa untuk menemui kami,” kata Ujar pria gondrong yang sering dipanggil Aken.
Dia juga menyampaikan rasa kecewa kepada gubernur yang justru absen dalam pembahasan yang menentukan nasib rakyat “Bukan hanya kali ini kami tidak bisa bertemu dan mengambil sikap Gubernur, sebelumnya beliau juga tidak hadir saat kami ajak berdialog,” ungkapnya.
Fahrianor juga menerangkan kenapa mereka tetap turun aksi di tengah pandemi seperti ini. Menurutnya di saat seperti ini banyak masyarakat yang dipaksa meninggalkan pekerjaannya dan harus berada di rumah. Alih-alih diayomi negara dengan suplai kebutuhan pokok yang mumpuni, rakyat malah “dicuri” melalui Omnibus Law.
“Kami menyadari kerentanan kami jika melakukan aksi di tengah pandemi seperti ini, namun semua ini kami lakukan untuk rakyat yang mungkin tidak tersentuh informasi dan tidak bisa menyampaikan aspirasi karena gerak-geriknya dibatasi saat wabah seperti ini,” kata Aken.
Dimulai sejak pukul sembilan pagi, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Selatan, H Abdul Haris Makkie mewakili gubernur baru menemui peserta aksi pukul 16.41 Wita.
“Saya sudah datang ke sini mewakili gubernur, nanti kami sampaikan hasil diskusi kita, kalau kawan-kawan mau bertahan di sini silakan,” kata Haris Makkie yang tak lama kemudian pergi meninggalkan massa aksi.
Ungkapan serta sikap yang dinilai para peserta aksi menunjukkan ketidakpedulian pada aksi meski massa sudah bertahan sejak pukul 09.00 Wita. (to/klik)