klikkalimantan.com, MARTAPURA – Pada 31 Maret 2021 lalu, Komisi IV dan Komisi III DPRD Kabupaten Banjar menggelar rapat gabungan bersama Dinas Pemuda Olahraga (Dispora), dan Komite Olahraga Nasional (KONI) Kabupaten Banjar, guna membahasa sejumlah permasalahan. Antara lain masalah sarana prasarana, alokasi anggaran, hingga soal pembinaan atlet.
Rapat gabungan ini terkait dengan keikutsertaan KONI Kabupaten Banjar pada event Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) yang akan digelar di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) pada 2022 mendatang.
“Pembahasan pada rapat gabungan tersebut lebih kepada sarana dan prasarana yang menjadi kewenangan Dispora Kabupaten Banjar. Sedangkan KONI lebih kepada pembahasan terkait pembinaan atlet di tengah pandemi Covid-19, dan anggaran,” kata Ketua KONI Kabupaten Banjar, Viktor Nissan Siregar, kepada klikkalimantan, Kamis (8/4/2021).
Menurut Viktor, sekarang ini pihaknya hanya bisa menyarankan para atlet agar berlatih secara mandiri. Terlebih anggaran untuk KONI Kabupaten Banjar masih belum turun, sebagai dampak refocusing anggaran karena Pandemi Covid-19.
“Secara terpaksa mereka harus melakukan latihan mandiri. Tapi, hal tersebut juga tidak telalu berpengaruh terhadap capaian prestasi atlet. Sebab, yang namanya atlet, meskipun tidak ada anggaran, mereka selalu rutin melakukan latihan. Kuncinya ada pada semangat atlet itu sendiri,” ucapnya.
Kendati demikian, papar Viktor, besaran anggaran tentu  menjadi hal prioritas bagi KONI Kabupaten Banjar, terlebih dengan anggaran Rp1,20 Miliar  tahun lalu, atlet cabang olahraga (Cabor) KONI Kabupaten Banjar berhasil meraih prestasi di peringkat 5.
“Kalau berkaca dengan daerah lain, seperti Kabupaten Tapin yang meraih peringkat ke-6, mereka mendapat suntikan dana sebesar Rp6 Miliar. Begitu pun daerah lainnya mendapatkan suntikan dana sebesar Rp4 Miliar  hingga Rp7 Miliar. Artinya, suntikan dana di Kabupaten Banjar masih yang terendah dari daerah kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel),” bebernya.
Atas dasar tersebut, Viktor mengungkapkan, torehan prestasi atlet Kabupaten Banjar sangat mungkin meningkat jika mendapat sokongan dana lebih besar dari sebelumnya.
“Dengan anggaran minim ini saja, KONI yang memiliki 33 Cabor di Kabupaten Banjar mampu bersaing dengan daerah lainnya, dan menorehkan capaian seperti itu. Karena capaian prestasi tidak hanya tergantung anggaran, namun juga tergantung bagaimana pembinaan, semangat, dan keuletan atlet itu sendiri,” tuturnya.
Disinggung terkait penilaian Irwan Bora selaku Ketua Lembaga Karate-Do Indonesia (Lemkari) Kabupaten Banjar yang menilai pembinaan dan koordinasi yang dilakukan KONI Kabupaten Banjar terhadap atlet seluruh Cabor masih belum optimal karena tidak terlihat, Viktor tak terlalu mempermasalahkannya. Mengingat, Lemkari Kabupaten Banjar merupakan sebuah perguruan atau kumpulan atlet karate di bawah naungan Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).
“Memang cabor karate ini masuk KONI. Namun, terkait kegiatan atau lain sebagainya yang dilakukan Lemkari terlebih dulu disampaikan ke FORKI. Jadi, apa pun kegiatan yang dilakukan Lemkari yang sudah masuk ke FORKI, maka akan disampaikan ke KONI Kabupaten Banjar,” katanya.
Penilaian buruknya pembinaan dan koordinasi yang dilakukan KONI Kabupaten Banjar tersebut, sebelumnya pernah pula dilontarkan Ketua Lemkari yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Banjar kepada awak media pada 1 April 2021 lalu.
“Hal ini berdasarkan fakta otentik di lapangan yang saya rasakan langsung sebagai Ketua Lemkari Kabupaten Banjar. Selama dua tahun ini, pembinaan yang dilakukan KONI Kabupaten Banjar tidak terlihat. Bahkan, beberapa kali Lemkari melaksanakan kejuaraan, sepeser pun tidak ada sumbangsih dari KONI. Justru, saya mengeluarkan dana pribadi untuk memberikan bonus kepada atlet berprestasi,” akunya.
Karena perihal tersebutlah, Ketua Lemkari Kabupaten Banjar berharap kepada Komisi IV DPRD bersama Dispora Kabupaten Banjar, serta instansi terkait lainnya, melakukan kajian terhadap tugas dan fungsi KONI agar tidak terkesan tidur, terlebih di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
“Kami berharap KONI dapat terus bergerak melakukan pembinaan dan koordinasi baik terhadap atlet di semua Cabor. Karena Kabupaten Banjar ini banyak memiliki generasi pemuda yang sangat berpotensi untuk dilakukan pembinaan. Jangan sampai hanya puas dengan pretasi yang diraih saat event Porprov di Kabupaten Tabalong tahun lalu, yakni berhasil meriah peringkat ke-5,” imbaunya.
Terlebih saat Proprov 2017 lalu, lanjut Irwan Bora, dana atlet dilakukan pemotongan untuk keperluan sewa tempat menginap. Padahal, menurutnya, dengan dana operasional sekitar Rp800 Juta terbilang mencukupi.
“Hal ini juga harus dilakukan evaluasi. Bagaiman atlet kita dapat meraih prestasi untuk membanggakan Kabupaten Banjar, kalau hanya dikasih konsumsi sarapan gorengan, nasi goreng, dan telur. Ayam saja saat akan bertanding dikasih vitamin dan lainnya sebagainya, agar dapat bertarung maksimal. Jangan sampai hanya terkesan membuang angaran negara saja,” tegasnya.
Dikatakan Irwan Bora, Kabupaten Banjar saat ini tengah dipimpin sosok pemuda yang juga Hobby olahraga, yakni H Saidi Mansyur. Sehingga dirinya berharap pemuda di Kabupaten Banjar harus didorong dan disupport untuk mengharumkan nama daerah kedepannya.
“Jadi, kita harus melihat dulu seperti apa kinerja KONI Kabupaten Banjar. Kalau dalam pembinaan dan koordinasi KONI dapat memperlihatkan prestasinya, tentu dewan pun akan siap mengajukan untuk dilakukan penambahan anggaran. Komisi III siap memperjuangkan terkait sarana dan prasarana yang juga saat ini perlu dilakukan evaluasi,” ucapnya.
Kendati demikian, papar Irwan Bora, KONI Kabupaten Banjar juga harus menetralisir sejumlah orang yang diduga tidak memiliki kepedulian terhadap pemuda berpretasi di Kabupaten Banjar. “Jadi, KONI jangan membina orang-orang yang tidak mempunyai kepedulian terhadap pemuda kita, dan hanya ingin memperkaya diri sendiri,” tegasnya.(Zai/klik)