klikKalimantan.com, PARINGIN – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Kandang Haji Balangan punya inovasi anyar. Dari Yang Terbuang Menjadi Bernilai di Rumah Sakit (Dayang Berakit), begitu inovasi dibuat khusus untuk penanganan limbah non medis di lingkungan rumah sakit ini dinamai.
Sri Wininawati, inisiator inovasi ini mengatakan, keberadaan minyak jelantah, sisa potongan sayuran, daging, buah-buahan, sisa makanan pasien kerap menjadi persoalan. Termasuk air buangan AC yang membuat lingkungan sekitar rumah sakit berlumut dan becek. Tak sedikit anggaran dikeluarkan untuk pembelian aquades yang befungsi menyeterilkan ruangan.
Terutama limbah minyak jelantah, menurut Sri, selama ini dibuang begitu saja. Namun dengan adanya inovasi ini, minyak jelantah diubah menjadi bahan bakar kompor modifikasi untuk pembuatan batako berbahan botol bekas infus. “Kedepan mungkin bisa juga dijadikan sabun dan lilin aroma terapi,” ujarnya sembari menyebut, produksi limbah minyak jelantah dalam dua bulan mencapai 18 liter.
Nilai lebih inovasi ini, ujarnya lebih lanjut, adalah pembuatan batako plastik berbahan bekas botol infus. Sedangkan limbah organik dapur, diolah menjadi kompos cair dan padat. Produksinya saat ini mencapai 40 liter kompos cair dan tiga kakrung kompos pada per bulan.
Saat ini kompos, kata Sri, kompos yang diolah digunakan untuk pupuk tanaman di lingkungan rumah sakit. Namun ke depan, tidak menutup kemungkinan kompos disalurkan kepada kelompok tani yang ada di sekitar lingkungan rumah sakit.
“Sedangkan air buangan AC menjadi penganti air aquades untuk campuran sterilisasi ruangan dan pembersih kaca di RSUD Datu Kandang Haji Balangan,” kata Sri Wininawati.
Menurutnya, dengan adanya inovasi ini dapat mengurangi timbulan limbah padat non medis dari sekitar 1 ton per bulan menjadi sekitar 368 kilogram. “Dan air buangan AC sebanyak 40 ribu liter per bulan. Ini sangat bermanfaat sebagai pengganti aquadest untuk tambahan cairan sterilisasi dan pengganti bahan pembersih ruangan,” pungkasnya. (rul/klik)