klikkalimantan.com, MARTAPURA – Diresmikan 10 Agustus 2022 oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Banjar, Hj Nurgita Tyas, D’Laris Manis digadang-gadang menjadi wadah menjual berbagai produk unggulan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Peresmian kala itu digelar meriah bersamaan pelaksanaan ‘Bazar UMKM’ di pelataran kantor Dekranasda di Jalan A Yani, Sungai Paring, Martapura.
Namun, penjualan produk-produk UMKM di D’Laris Manis nyatanya tak selaris manis namanya. Dari pantauan media ini di lokasi beberapa hari, gerai D’Laris Manis yang berada tepat di samping Gedung Dekranasda Kabupaten Banjar ini benar-benar sepi pembeli.
Kondisi ini diakui Siti Kulsum, pelaku UMKM yang dimandat mengelola D’Laris Manis. Menurutnya, pembeli di D’Laris Manis masih didominasi dari luar daerah. Mereka adalah tamu-tamu dinas yang melakukan kunjungan kerja (kunker) di Kabupaten Banjar.
“Dalam satu bulan memang ada tamu-tamu dari luar daerah yang berbelanja. Kalau tamu umum di luar SOPD kadang-kadang saja ada. Karena D’Laris Manis tidak terkesan umum, dan mungkin orang-orang jadi sungkan untuk mampir,” kata Siti Kulsum ditemui Selasa, 4 Maret 2025.
Mengarahkan semua Satuan Oraganisasi Perangkat Daerah (SOPD) agar mengajak tamunya berbelanja oleh-oleh di D’Laris Manis, menurut Siti Kulsum, upaya dilakukan Ketua Dekranasda, Hj Nurgita Tyas. Sayangnya, pihak dinas sering lupa dan hanya membawa tamu berbelanja ke pertokoan Cahaya Bumi Selamat (CBS). “SOPD yang akan berangkat ke luar daerah yang ingin membawa oleh-oleh juga di arahkan berbelanja di sini,” imbuhnya.
Kurangnya promosi dan publikasi, utamanya dari pihak Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (DKISP), menurut Siti Kulsum menjadi penyebab lain D’Laris Manis masih sepi pengunjung. “Harapan kami keberadaan D’Laris Manis sebagai pusat oleh-oleh semakin di kenal, karena itu perlu dukungan untuk dipublikasikan. Untuk lebih dikenal, sebelumnya kami juga mengganti tulisan Dekranasda menjadi Pusat Oleh-Oleh Khas Banjar,” katanya.
Tentang pengelolaan produk UMKM yang dipajang di D’Laris Manis, perempuan ini menyebut menerapkan dua pola. Yakni beli – putus (ada barang – beli) dan sistem titip. “Kalau produknya bagus dan dicari banyak orang, serta modalnya sedikit, saya beli. Kalau produknya sisan terkenal seperti Kopi Datu dan lainnya itu sistem titip saja. Karena sudah diberikan fasilitas gratis, agar produk yang dipromosi lebih banyak, kami sendiri yang memikirkannya,” pungkasnya.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (DKUMPP) Kabupaten Banjar, I Gusti Made Suryawati yang sebelumnya dikonfirmasi mengatakan, pengelolaan D’Laris Manis sepenuhnya diserahkan kepada pelaku UMKM yang telah ditunjuk. Termasuk produk yang dijual dan jumlah pembeli dalam satu bulannya. “Jadi tidak ada punya rekap datanya, karena langsung di tangani pengusaha UMKM yang sudah ditunjuk,” ujarnya.
Senada, Sekretaris DKUMPP, Linda Yuniati yang juga menjabat Sekretaris Dekranasda Kabupaten Banjar mengatakan, Dekransda hanya memasilitasi pelaku UMKM agar memiliki tempat untuk berjualan. Sedangkan terkait penjualan, termasuk jumlah pengunjung yang datang menjadi kewenang pengusaha UMKM yang mengelola D’Laris Manis.
“Kalau kondisinya sangat sepi, tidak mungkin D’Laris Manis akan bertahan lama. Jadi tetap ada pengunjung tapi tidak seramai seperti di toko ritel modern pada umumnya. Selain dipasarkan di D’Laris Manis, banyak juga produk mereka yang sudah masuk di ritel modern,” kata Linda. (zai/to/klik)