klikkalimantan.com, MARTAPURA – Pasca ambrolnya jembatan penghubung antar Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Timur di Jalan Ahmad Yani Km 55, perbatasan Kecamatan Astambul – Mataraman, Kabupaten Banjar, sejumlah ruas jalan poros desa pun difungsikan sebagai jalur alternatif.
Kendati perbaikan sementara jembatan penghubung lintas provinsi sudah pada 17 Januari 2021 lalu, namun sejumlah truk angkutan muatan masih belum diperbolehkan melintasi jembatan tersebut. Truk angkutan harus menunggu proses pembangunan jembatan sementara ke-2 dengan kapasitas 50 Ton rampung. Karenanya, sejumlah truk harus mengambil jalur alternatif lain, yakni melintasi beberapa ruas jalan poros desa.
Dari pemantauan klikkalimantan.com di lapangan pada 28 Januari 2021 kemarin, kemacetan panjang pun terjadi di ruas jalan Poros Desa Mangkalawat – Mataraman yang lebih dikenal masyarakat sekitar Jalan Gunung Mas. Bahkan, berdasarkan keterangan Warga Desa Gunung Ulin, Ahmad Dius, pasca ambrolnya jembatan penghubung Kecamatan Astambul – Mataraman, sejumlah truk ada yang melintasi Jalan Desa Gunung Ulin untuk menuju Hulu Sungai. Akibatnya, kondisi ruas jalan hancur total.
“Sudah lebih sepekan terakhir banyak kendaraan bermotor yang melintasi di ruas Jalan Desa Gunung Ulin, termasuk truk angkutan bermuatan. Akibatnya, ruas jalan desa kami yang beraspal pun hancur,” ujarnya.
Karenanya jalan rusak, papar Ahmad Dius, sejumlah kendaraan bermotor yang melintasi ruas jalan beberapa hari ini pun banyak yang amblas. Sehingga warga sekitar hampir sepekan ini terus berupaya membantu melakukan evakuasi terhadap sejumlah kendaraan bermotor yang terperosok saat melintasi kawasan tersebut.
“Jadi, agar sejumlah angkutan dan pengendara dapat melintas, kami bersama warga lainnya meletakan sejumlah potongan dahan. Serta, tepat di perempatan Jalan Sungai Jati – Pingaran, ada warga yang mengingatkan pengendara agar tidak melintasi ruas jalan ini, karena kondisinya sangat parah,” ucapnya.
Ahmad Dius menegaskan, dalam membantu sejumlah pengendara, pihaknya sama sekali tidak meminta sumbangan. Namun, kalau ada pengendara yang memberikan sumbangan, baik berupa uang sebagai tanda terima kasih, pihaknya pun tidak menolak. Begitu pun kalau ada bantuan berupa material untuk jalan, pihaknya siap mengerjakannya secara swadaya.
“Karena akses jalan ini banyak dilalui kendaraan bermotor, dan masyarakat setempat, khususnya yang berprofesi sebagai penyadap karet, tentunya kondisi jalan rusak seperti ini sangat menghambat rutinitas warga. Terlebih, jalan ini juga digunakan sejumlah pelajar di SMPN 2 Mataraman,” tuturnya.
Untuk itu, Ahamad Dius bersama warga sekitar juga berharap, agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar melakukan perbaikan terhadap kondisi ruas jalan Desa Gunung Ulin yang juga hancur akibat dilintasi sejumlah kendaraan bermotor, sebagai dampak putusnya jembatan penghubung lintas provinsi tersebut.(Zai/klik)