klikkalimantan.com, MARTAPURA – Mengatasi masalah banjir luapan air saluran drainase di kawasan Jalan Tanjung Rema yang tidak berfungsi secara optimal ketika diguyur hujan lebat, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Banjar mewacanakan normalisasi sungai di Folder Antalangu.
Wacana normalisasi sungai di Folder Antalangu yang berfungsi sebagai daerah resapan atau embung air bagi kelurahan dan Desa Tanjung Rema tersebut, tentu saja mendapat dukungan dan apresiasinya penuh dari Ahmad Syaukani selaku Lurah Tanjung Rema Darat.
“Kalau wacana tersebut dapat terwujud, setidaknya dapat mengurangi masalah banjir akibat luapan air drainase yang kerap menggenangi beberapa ruas jalan di Kelurahan Tanjung Rema Darat, khususnya di Jalan Tanjung Rema, hingga rumah warga,” ucapnya, ketika ditemui klikkalimantan, Senin (22/3/2021) sore.
Menurut Syaukani, selain disebabkan saluran drainase yang tidak berfungsi optimal, bencana banjir yang kerap menggenangi beberapa titik ruas jalan kelurahan dan Desa Tanjung Rema, hingga rumah warga tersebut, juga diakibatkan sungai di Folder Antalangu telah terjadi pendangkalan.
“Berdasarkan keterangan warga, ketika air dari saluran drainase mengalir turun ke Folder Antalangu, sebelum air kering, air dari Folder Antalangu akan berbalik lagi mengalir ke saluran drainase. Selanjutnya, barulah air akan turun kembali mengalir ke Folder Antalangu. Hal itu terjadi, mungkin disebabkan Folder Antalangu terjadi penyumbatan, sehingga air tidak langsung turun semua ke Folder Antalangu,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Syaukani, kawasan tersebut berada di geografis rendah. Jadi dapat dipastikan rencana penataan kawasan Sekumpul juga akan berdampak pada Kelurahan dan Desa Tanjung, khususnya terkait saluran pembuangan air. Sehingga, pembenahan di hilirnya tidak kalah penting.
“Kita siap mendukung penataan kawasan Sekumpul. Namun, terkait daerah resapan yang menjadi penampungan air, juga harus dipersiapkan. Agar tidak berdampak merugikan warga akibat banjir dari luapan air dari saluran drainase. Karena berada di dataran rendah, kawasan Kelurahan Tanjung Rema Darat juga menjadi lintas pembuangan air baik dari saluran drainase kawasan Sekumpul dan Desa Indrasari yang turun ke kawasan Kelurahan Tanjung Rema Darat,” jelasnya.
Diakui Syaukani, guna menanggulangi permasalahan drainase di kawasan Tanjung Rema, pihaknya sudah mengusulkan ke Pemkab Banjar melalui musrembang, untuk dilakukan normalisasi di 2022.
“Seperti saluran drainase di ruas Jalan Pintu air dekat Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Klas II A Martapura, kemungkinan akan dikerjakan tahun ini, karena saluran drainasenya sangat kecil. Kami pun siap melakukan sosialisasi dan mengimbau warga sekitar, kalau Pemkab Banjar ingin melakukan perbaikan dan normalisasi saluran drainase di ruas Jalan Tanjung Rema, agar bencana banjir akibat luapan air saluran drainase dapat ditanggulangi,” ujarnya.
Sebagaimana diberitakan klikkalimantan.com sebelumnya, Dinas PUPR Kabupaten Banjar melalui Bidang SDA telah mengusulkan kegiatan normalisasi sungai di Folder Antalangu menjadi output dari rencana penataan kawasan Sekumpul, menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) ke Balai Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Jika hanya melakukan perbaikan dan normalisasi saluran drainase, menurut Kepala Bidang (Kabid) SDA PUPR Kabupaten Banjar, Ade Rozali, akan sia-sia. Sebab, air di saluran drainase tetap tidak akan berjalan lancar.
“Agar air tidak tergenang sampai ke badan jalan dan aliran air dari salurkan drainase dapat berjalan lancar, memang harus dilakukan normalisasi sungai di Folder Antalangu, dan Detail Engineering Design (DED) pun sudah ada. Seperti apa pun besarnya saluran drainase, kalau tempat pembuangannya dangkal sudah pasti sia-sia,” ungkapnya.
Kegiatan normalisasi sungai Folder Antalangu, tambah Ade, juga merupakan output dari rencana penataan kawasan Sekumpul saat ini. Meskipun upaya normalisasi tidak dapat mencegah bencana banjir. Namun, setidaknya dapat mengurangi dampak dan lamanya genangan air banjir.
“Untuk kegiatan normalisasi sungai di Folder Antalangu diestimasikan biaya sekitar Rp750 Juta. Namun, karena penataan kawasan sekumpul terbagi 3 segmen, tentunya harus menyelesaikan semua segmen tersebut terlebih dulu,” pungkasnya.(Zai/klik)