klikkalimantan.com, PARINGIN – Dinas Pertanahan dan Lingkungan Hidup (DPLH) Kabupaten Balangan punya inovasi baru. Rumah Inovasi Daur Ulang Mengubah Sampah Menjadi Barang Bermanfaat (Rindu Safaat), begitu inovasi yang menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah berbasis 3R (reduce, reuse, recycle) ini dinamai.
Nisa Hairani, Inovator inovasi ini mengatakan, sampah organik mendominasi hingga 60-70 persen, sementara sampah anorganik khususnya plastik juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pencemaran lingkungan.
Menjawab tantangan tersebut, Dinas Pertanahan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Balangan meluncurkan inovasi bertajuk “RINDU SAFAAT” (Rumah INovasi Daur Ulang mengubah SAmpah menjadi barang bermanFAAT) yang digagas oleh Nisa Hairiani.
Nisa menjelaskan program ini mengedepankan sistem pengelolaan sampah berbasis 3R yang bertujuan mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah.
Nisa menuturkan inovasi ‘Rindu Safaat’ dirancang melalui beberapa tahapan mulai dari penjaringan ide, penyusunan pedoman teknis dan SOP, penetapan payung hukum hingga sosialisasi dan implementasi di lapangan.
Uji coba juga telah dilakukan di sejumlah TPS 3R dari bulan Agustus 2023, seperti di Desa Bungin dan Desa Tundakan dengan melibatkan masyarakat setempat sebagai pelaksana utama pengelolaan sampah.
Selain itu Nisa menerangkan, program ini tidak hanya fokus pada pengolahan sampah organik menjadi kompos dan pencacahan sampah plastik, tetapi juga mendorong pembuatan kerajinan tangan dari sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomi.
Selain mengelola sampah inovasi tersebut juga memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama anak-anak sekolah mengenai pengelolaan sampah dan daur ulang, hal ini menjadi bagian penting untuk menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini.
Kepala DPLH Balangan, Aidinnor mengatakan, keberhasilan program ini tidak lepas dari kolaborasi antara pemerintah daerah, pengelola TPS 3R, Bank Sampah dan partisipasi aktif masyarakat.
Monitoring dan evaluasi rutin dilakukan setiap tahun guna memastikan program berjalan optimal dan berkelanjutan. “Melalui inovasi Rindu Safaat, Kabupaten Balangan berharap dapat menjadi contoh daerah lain dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat,” ujarnya. (rul/klik)