klikkalimantan.com, MARTAPURA – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Tungkaran, Kecamatan Martapura dihentikan beroperasi sementara waktu, pasca puluhan pelajar dibeberapa sekolah keracunan MBG pada 9 Oktober 2025 kemarin.
Tujuan dihentikannya aktivitas Dapur MBG Desa Tungkaran yang masih belum mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) tersebut guna mempermudah proses investigasi yang dilakukan Kodim 1006 Banjar, bersama Balai Besar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Banjarmasin, serta Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar.
Komandan Distrik Militer (Dandim) 1006 Banjar, Letkol Inf Bambang Prasetyo Prabujaya mengatakan, kegiatan pemeriksaan ke SPPG Desa Tungkaran tersebut merupakan bagian dari janjinya yang berkomitmen untuk menyelesaikan permasalahan MBG secara cepat dan tepat.
“Kami sudah melaksanakan pemeriksaan SPPG Desa Tungkaran yang menjadi penyedia makanan sekolah-sekolah yang kemarin siswanya mengalami sakit perut atau mungkin keracunan,” ujarnya pada Jumat (10/10/2025) pagi.
Letkol Inf Bambang Prasetyo Prabujaya mengungkapkan, bahwa Dinkes dan BPOM sudah melakukan pengambilan sampel kondisi dapur dan bahan MBG hingga proses kegiatannya.
“Kesimpulan sementara ada beberapa catatan yang menjadi perhatian, diantaranya terkait sanitasi, ruang packing makanan yang perlu exhaust fan atau blower agar sirkulasi udara menjadi lebih baik, serta air sumur yang digunakan apakah sudah sesuai dengan standar kesehatan. Terkait kualitas dari bahan makanan nanti lebih detailnya kita menunggu hasil lab dari BPOM dan Dinkes Kabupaten Banjar,” katanya.
Mengenai sistem sanitasi yang tidak memiliki sumur resapan. Letkol Inf Bambang Prasetyo Prabujaya menegaskan tidak ada alasan untuk tidak membenahi dan melakukan evaluasi karena sangat berpengaruh terhadap kualitas makanan yang akan disajikan.
“Kita juga akan melakukan pemeriksaan ke dapur MBG dan melaksanakan rapat koordinasi bersama Pemerintah Daerah (Pemda) serta seluruh dapur MBG yang berada di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru. Permasalahan ini menjadi sebuah atensi bersama agar tidak terulang lagi. Apabila disetujui kita akan bentuk tim satuan tugas (Satgas) yang berfungsi untuk melakukan pengawasan dan memberikan edukasi dalam pengelolaan MBG sehingga betul-betul layak dan patut dikonsumsi penerima manfaat,” ucapnya.
Karena SPPG dihentikan beroperasi untuk sementara, Letkol Inf Bambang Prasetyo Prabujaya memastikan akan melakukan subsidi silang agar program MBG tetap dapat berjalan.
“Batasan maksimum porsi satu dapur itukan sampai 3.000, dan tidak semua mendapatkan porsi 3.000. Karena itu akan kita subsidi silang dengan dapur terdekat. Program MBG tidak boleh berhenti karena memang penting dalam membentuk generasi muda yang hebat dan kuat yang tentunya membutuhkan dukungan gizi yang baik,” tegasnya.
Sedangkan berdasarkan informasi yang didapat, total jumlah siswa yang mengalami pusing, mual, muntah-muntah dan mendapatkan penanganan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Zalecha Martapura sebanyak 123 orang, rawat inap 10 orang, yang diperbolehkan pulang sebanyak 113 orang.(zai/klik)