klikkalimantan.com, MARTAPURA – Dilanda banjir hampir satu bulan lamanya, ribuan masyarakat yang terdampak banjir pada beberapa kecamatan di Kabupaten Banjar kini mulai terserang penyakit kulit. Yakni gatal-gatal karena kutu air.
Berdasarkan pemantauan Ketua DPRD Kabupaten Banjar, M Rofiqi, di lapangan sembari menyalurkan sejumlah bantuan logistik berupa paket sembako, didapati banyak masyarakat yang terdampak banjir diserang penyakit kutu air. Atau yang lebih dikenal masyarakat Banjar dengan sebutan penyakit ‘Balancat’, yang menyerang pada bagian jari-jari kaki akibat terlalu lama terendam di air.
Kondisi tersebut diperparah dengan kian menipisnya stok obat salep untuk penyakit kutu air.
“Saat ini hampir semua apotek, baik di Kabupaten Banjar, Banjarbaru, dan Banjarmasin, mulai kehabisan stok obat salep penyakit kutu air. Untuk itu, perwakilan dari Kabupaten Banjar sudah menuju Jakarta untuk membeli kebutuhan obat salep penyakit kutu air. Kemungkinan besok sudah tiba,” ujar politisi Partai Gerindra ini kepada klikkalimantan.com, Senin (18/1/2021) kemarin.
Kian menipisnya ketersedian stok obat salep penyakit ‘Balancat’ ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Banjar, dr Diaduddin, ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp, Selasa (19/1/2021).
“Ya, ketersedian obat salep untuk penyakit kutu air menipis. Tapi, saat ini kita dapat bantuan tambahan lagi dari Pemerintah Provinsi, dan bantuan dari pusat melalui Pemprov juga akan datang lagi,” ujarnya.
Kadinkes Kabupaten Banjar yang akrab disapa Dokter Dia ini menambahkan, selama bencana banjir melanda beberapa kecamatan di Kabupaten Banjar, terdata sebanyak 20.000 obat salep penyakit kutu air sudah ludes disalurkan.
“Saat ini sudah datang bantuan sebanyak 2.500 obat salep penyakit kutu air dari kabupaten lainnya, untuk dibagikan kepada masyarakat yang terserang penyakit kutu air. Bantuan Buffer dari pusat pun akan segera masuk ke Kabupaten Banjar. Tapi, kita belum tahu pasti terkait jumlahnya, mengingat bantuan tersebut berbagi dengan Berabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), yang juga dilanda musibah banjir,” bebernya.
Kendati ribuan salep untuk penyakit ‘Balancat’ sudah disalurkan, namun Dokter Dia mengakui penyakit kulit yang menyerang dan diderita masyarakat seperti gatal-gatal dan kutu air belum sembuh.
“Karena mereka masih berendam di air. Jadi gatal-gatalnya enggak sembuh-sembuh. Dan jumlah bantuan obat salep yang sudah dibagikan sebenarnya lebih dari itu, karena ada sekitar 8000 salep kemasannya besar kita bagi 3 sebelum diserahkan ke masyarakat,” bebernya.
Meskipun ketersediaan stok obat salep hampir habis terbagi, namun, Rudiansyah, warga RT 01, Desa Pasar Jati, yang sudah lebih sepekan lamanya menderita penyakit kulit ‘Balancat’ akibat rumahnya terendam banjir setinggi lutut orang dewasa, tak kunjung menerima bantuan obat-obatan.
“Untungnya kemarin, ada relawan yang memberikan obat salep ‘Balancat’,” pungkasnya.(Zai/klik).